Bidangpendidikan merupakan salah satu bidang utama yang mendapat manfaat dari teknologi multimedia interaktif. Hal ini tampak dari berbagai aplikasi yang digunakan dalam bidang pendidikan,seperti e-learning,e-book,dan e-training. Kemudian Penggunaan Multimedia dalam bidang pendidikan juga akan memudahkan Guru dalam menerangkan materi. Yang
Bidangini merupakan salah satu bidang yang paling penting bagi sistem realitas tertambah. Contoh penggunaannya adalah pada pemeriksaan sebelum operasi, seperti CT Scan atau MRI, yang memberikan gambaran kepada ahli bedah mengenai anatomi internal pasien. Dari gambar-gambar ini kemudian pembedahan direncanakan.
Penemuanpiranti pemindai yaitu USG, menjadikan dokter dapat mengetahui kondisi janin dalam kandungan, salah satunya melihat jenis kelamin janin. Ini merupakan salah satu contoh pemanfaatan multimedia dalam bidang Kesehatan yang sangat membantu manusia. Piranti USG bukanlah satu-satunya perangkat multimedia yang ditemukan dalam dunia Kesehatan.
PenggunaanVirtual Reality (VR) semakin popular di bidang pendidikan.Dengan adanya learning loss di berbagai negara, seperti Vietnam, China, Jepang dan Indonesia sendiri mengharuskan pendidik untuk berinovasi dan kreatif dalam bidang pendidikan. Salah satu inovasi pendidikan yang menjadi solusi untuk mengatasi learning loss ini adalah Virtual Reality (VR).
VirtualReality (VR) adalah teknologi yang mampu menciptakan simulasi. Simulasi ini bisa mirip seperti dunia nyata, seperti suasana kamu berjalan-jalan di sebuah kota di luar negeri. VR juga bisa mensimulasikan sebuah dunia yang benar-benar berbeda, hasil dari imajinasi. Misalnya suasana di sebuah kastil atau kerajaan.
Penggunaankamera 360 ini merupakan salah satu contoh virtual reality yang ada dalam sebuah event virtual. Sangat membantu bukan? 3. Proses Medis di Rumah Sunat. Virtual Reality ternyata juga digunakan dalam bidang medis, khususnya ketika sunat di Rumah Sunat. Teknologi ini dimanfaatkan untuk mempermudah proses sunat dengan membantu mengalihkan
. Definisi Multimedia berasal dari kata multiā dan mediaā. Multi berarti banyak, dan media berarti tempat, sarana atau alat yang digunakan untuk menyimpan informasi. Jadi berdasarkan kata, multimediaā dapat diasumsikan sebagai wadah atau penyatuan beberapa media yang kemudian didefinisikan sebagai elemen-elemen pembentukan multimedia. Elemen-elemen tersebut berupa teks, gambar, suara, animasi, dan video. Multimedia merupakan suatu konsep dan teknologi baru bidang teknologi informasi, dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, animasi, dan video disatukan dalam komputer untuk disimpan, diproses, dan disajikan baik secara linier maupun interaktif. Tujuan Tujuan multimedia yaitu untuk membuat komunikasi semakin baik. Komunikasi antara pemakai dan komputer yaitu Manusia dan manusia lewat komputer Manusia dan komputer Komputer dan manusia Komputer dan computer Sejarah Multimedia 1984 Macromind Jamie Fenton, Marc Carter, Marc Pierce. 1985 Video Works for āGuide Tourā to Apple Machintosh OS. 1987 Video Works II colour. 1988 Video Works interactive, dinamakan Director John Thompson, Eric Neuman Object-Oriented Scripting Language LINGOā. Digunakan untuk membuat tampilan āStar Trek TNGā. 1997 terutama digunakan untuk multimedia CD_ROMS games, infotainment. 1998 Director sebagai bagian dari āShockwave Internet Studioā. 2000 Macromedia memberikan doronganā yang kuat pada platform Flash. 2004 Director MX 2004 mendukung sintaks Java Script sebagai alternatif LINGO. 2006 Adobe masih menjual Director MX 2004. Elemen ā elemen Multimedia Objek-objek Media Diskrit elemen tunggal Icon gambar semantik seperti simbol STOP. Pemakai harus terlebih dahulu mempunyai pengetahuan mengenai icon. Grafik menjadi tujuan. Citra yang dihasilkan dari komputer, bisa berupa grafik 2D/3D tergantung sumbernya seperti foto. Teks ukuran, tipe huruf, warna. Media Kontinu elemen tunggal yang disusun berdasarkan waktu Gambar bergerak audio + video. Absolut Koordinat relatif dengan aslinya / umumnya pojok kiri atas, ex aplikasi Windows. Relasi berarah Menentukan susunan dalam ruang, ex peta subway petunjuk arah. Relasi topologi Posisi elemen terhadap elemen lain, ex contains, inside of, equals, cover, overlap, disjoint, covered by. Alur teks Alur berdimensi satu, ditunjukkan dengan area berdimensi dua. Model temporer Terbatas mis. 6 detik. Tidak terbatas mis. pemakai mengklik button. Relasi paralel dan sekuensial, mis. 2 video dimulai bersamaan atau 1 video dimulai setelah yang pertama selesai. Animasi Gabungan dimensi temporer dan layout spasial posisi suatu objek berubah sesuai dengan waktunya. Level Interaksi Pemakai Pasif hanya visualisasi. Reaktif interaksi terbatas, ex fs. Scroll panel. Proaktif memilih jalur atau penyeleksian, ex button. Reciprocal berhubungan dengan informasi pembuatan pada pemakai. Model Interaksi Navigasi memilih jalur yang diinginkan. Perancangan pemakai memodifikasi gaya visual dari presentasi, ex warna, volume audio. Bioskop pemakai dapat mengontrol waktu keseluruhan pada VCR, ex play, stop. Presentasi multimedia tradisional, tidak perlu logika Kunjungan virtual ke museum, menu DVD. Sistem interaktif real-time Dunia virtual reality, permainan. Logika aplikasi membutuhkan bahasa pemrograman if case, goto ⦠Bahasa terkompilasi C, C++. Virtual machine Java. World Wide Web, MPEG-4, Director scripting. Layout Spasial Dimensi Temporer Interaksi Pemakai Logika Aplikasi Pemanfaatan Multimedia 1. Pendidikan tutorial, ensiklopedia misaal microsoft encarta,instruksional 2. Informasi pariwisata, museum, galeri seni 3. Hiburan games, seni, pertunjukan 4. Kedokteran x-ray scanner Keunggulan Multimedia 1. Menarik perhatian karena manusia memiliki keterbatasan daya ingat 2. Media alternatif dalam penyampaian pesan diperkuat dengan teks,suara, gambar, video, dan animasi 3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi 4. Interaktif Kelemahan Multimedia 1. Design yang buruk menyebabkan kebingungan dan kebosanan pesan tidak tersampaikan dengan baik 2. Kendala bagi orang dengan kemampuan terbatas / cacat / disable 3. Tuntutan terhadap spesifikasi komputer yang memadai VIRTUAL REALITY Definisi Virtual Reality adalah suatu teknologi yang dapat mengizinkan pengguna untuk berinteraksi dengan lingkungan simulasi komputer baik itu berdasarkan objek nyata maupun imajinasi. Dengan manggunakan teknologi Virtual Reality perusahaan dapat dengan mudahmengumpulkan reaksi konsumen terhadap rancangan mobil baru, tata letak interior rumah, eksterior rumah, dan tawaran potensial yang lainnya Philiph Kotler. VRML merupakan kepanjangan dari Virtual Reality Modeling sendiri adalah suatu format komputer yang dapat menjelaskan object 3 dimensi untuk digunakan secaraonline maupun off line. VRML memiliki kemampuan menampilkan object 3 dimensi statis maupun dinamis dan object multimedia melalui hyperlink seperti text, suara, gambar, dan film. Berdasarkan badan standarisasi internasional atau ISO, VRML memiliki dua pertama merupakan ISO/IEC 14772-1 yang menerangkan tentang fungsi-fungsi standard dan text encoding pada bahasa pemrograman kedua ialah ISO/IEC FDIS 14772-2yang menerangkan tentang fungsi-fungsi standard dan semua penggabungan VRML dengantata muka eksternal. Aplikasi Virtual Reality Salah satu contoh aplikasi virtual reality yang digunakan pada saat ini yaitu dalam bidang militer. Virtual reality dipakai untuk melakukan simulasi latihan perang, simulasi latihan terjun paying dan sebagainya. Dimana dengan pemakaian teknologi ini bisa lebih menghemat biaya dan waktu dibandingkan dengan cara konvensional. Sistem Virtual Reality Beberapa sistem virtual reality canggih yang sekarang digunakan meliputi informasi sentuh, biasanya dikenal sebagai umpan balik kekuatan pada aplikasi berjudi dan medis. Pemakai dapat saling berhubungan dengan suatu lingkungan sebetulnya atau sebuah artifak maya baik melalui penggunaan alat masukan baku seperti papan ketik dan tetikus, atau melalui alat multimodal seperti sarung tangan terkabel, polhemus boom arm, dan ban jalan segala arah. Dalam praktek sekarang ini sangat sukar untuk menciptakan pengalaman realitas maya dengan kejernihan tinggi karena keterbatasan teknis atas daya proses, resolusi citra, dan lebar pita komunikasi. Bagaimanapun, pembatasan itu diharapkan untuk secepatnya diatasai dengan berkembangnya pengolah, pencitraan, dan teknologi komunikasi data yang menjadi lebih hemat biaya dan lebih kuat dari waktu ke waktu. Teknologi Virtual Reality Morton Heilig menulis pada tahun 1950 tentang āTeater Pengalamanā yang dapat meliputi semua indera dengan suatu cara efektif, sehingga menarik penonton ke dalam kegiatan di layar. Ia membangun suatu prototipe dari visinya yang dinamakan Sensorama pada 1962, bersama dengan lima film pendek untuk dipertunjukkan didalamnya dengan melibatkan berbagai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sentuhan. Mendahului komputasi digital. Sensorama adalah sebuah alat mekanis yang dilaporkan masih berfungsi hingga hari ini. Pada tahun 1968, Ivan Shuterland dengan bantuan dari siswanya bernama Bob Sproull menciptakan apa yang secara luas dianggap sebagai pendahulu dari virtual reality dan sistem āDisplay Terjulang di Kepala Reality Augmentetā. Alat itu primitif baik dalam kaitan dengan alat penghubung pemakai dan realisme dan HMD untuk dikenakan oleh pemakai sangatlah berat sehingga harus digantungkan. Grafiknya berisikan lingkungan maya yang merupakan sebuah wireframe sederhana. Penampilan alat yang hebat mengilhami namanya, Pedang Damocles yang terkenal diantara hypermedia. Teknologi virtual reality yang lebih awal adalah PetaBioskop Aspen, yang diciptakan oleh MIT pada tahun 1977. Programnya adalah suatu simulasi kasar tentang kota Aspen di Colorado. Di sana para pemakai bisa mengembara dalam salah satu dari tiga gaya yaitu musim panas, musim dingin, dan poligon. Dua hal pertama tersebut telah didasarkan pada foto dan mdash karena para peneliti benar-benar memotret tiap-tiap pergerakan yang mungkin melalui pandangan jalan kota besar pada kedua musim tersebut danmdash, dan yang ketiga adalah suatu model dasar 3D kota besar. Di penghujung 1980 istilahāVirtual Realityā telah dipopulerkan oleh Jaron Lanier, salah satu pelopor modern dari bidang tersebut. Lanier yang telah mendirikan perusahaan VPL Riset pada tahun 1985, yang mengembangkan dan membangun sistem ākacamata hitam dan sarung tanganā yang terkenalpada dasawarsa itu. Contoh dan Latihan VRML VRML merupakan kepanjangan dari Virtual Reality Modeling Language. VRML sendiri adalah suatu format komputer yang dapat menjelaskan object 3 dimensi untuk digunakan secara online maupun off line. VRML memiliki kemampuan menampilkan object 3 dimensi statis maupun dinamis dan object multimedia melalui hyperlink seperti text, suara, gambar, dan film. Berdasarkan badan standarisasi internasional atau ISO VRML memiliki dua standard. Bagian pertama merupakan ISO/IEC 14772-1 yang menerangkan tentang fungsi-fungsi standard dan text encoding pada bahasa pemrograman VRML. Bagian kedua ialah ISO/IEC FDIS 14772-2yang menerangkan tentang fungsi-fungsi standard dan semua penggabungan VRML dengantata muka eksternal. Virtual Reality Security pada Robot Perkembangan virtual reality didunia ini baru sampai pada tahap dunia, sebetulnya adalah suatu lingkungan yang ditirukan berbasis-komputer berniat untuk para pemakainya untuk tinggal/menghuni dan saling berhubungan via avatars. Tempat tinggal ini yang pada umumnya diwakili dalam wujud dua atau three-dimensional penyajian humanoid grafis atau text-based atau grafis lain avatars. Beberapa, tetapi tidak semua, dunia sebetulnya mempertimbangkan berbagai para pemakai. Dunia menjadi computer-simulated secara khas nampak serupa kepada dunia nyata, dengan dunia nyata [atur/perintah] seperti gaya berat, topografi, daya penggerak, real-time tindakan dan komunikasi. Komunikasi telah, sampai baru-baru ini, dalam wujud teks tetapi sekarang real-time menyatakan komunikasi yang menggunakan VOIP ada tersedia. dunia Sebetulnya jenis ini kini [yang] paling umum di dalam secara besar-besaran a multiplayer game online Dunia Aktip, Citypixel, Vios, [Di/Ke] sana, Ke dua LifeAlthough bukan game, yang didalamdirinya, tetapi lebih seperti lingkungan sebetulnya yang dapat meliputi gaming Entropia Alamsemesta, Sims Online, Lampu merah Pusat, Kaneva, Weblo, [yang] terutama sekali secarabesar-besaran a multiplayer memainkan peranan game online seperti Everquest, Ultima Online, Garis keturunan, Dunia Warcraft, Runescape Yang Adventure Quest atau Serikat sekerja. PengaplikasianCBT Lahirnya teknologi multimedia adalah hasil dari perpaduan kemajuan teknologi elektronik, teknik komputer dan perangkat lunak. Kemampuan penyimpanan dan pengolahan gambar digital dalam belasan juta warna dengan resolusi tinggi serta reproduksi suara maupun video dalam bentuk digital, Multimedia merupakan konsep danteknologi dari unsur ā unsur gambar, suara, animasi serta video disatukan didalam computer untuk disimpan, diproses dan disajikan guna membentuk interaktif yang sangat inovatif antara komputer dengan user. Bila dibandingkan dengan informasi dalam bentuk teks huruf danangka yang umumnya terdapat pada komputer saat ini, tentu informasi dalam bentuk multimedia yang dapat diterima dengan kedua indra penglihatan manusia dalam bentuk yangsesuai dengan aslinya atau dalam dunia yang sesungguhnya reality. Guna lebih meningkatkan pemahaman akan peran laboratorium lingkungan dan penguasaan materi yang berkenaan dengan laboratorium lingkungan di tingkat pelaksana kabupaten atau kota seperti jenis alat, materi, bahan, prosedur kerja dan lain-lain, diperlukan suatu media yang efektif yang dapat menyampaikan informasi. Salah satu media informasi yang paling elektif adalah media visualisasi multimedia computer base training CBT dalam CDROM yang dijalankan diatas perangkat komputer, dengan konsep multimedia CBT, informasi yang ditampilkan secara efektif dan atraktif, sehingga penyerapan informasi oleh penguna menjadi lebih baik. Dalam hal ini Bapedalda Jawa Barat memahami betapa pentingnya laboratorium lingkungan dalam pengeloaan lingkungan terutama dalam menghasilkan data-data yangakurat, sehingga dapat memberikan informasi yang tepat dalam pengambilan keputusan. Penggunaan Multimedia dan Virtual Reality Area Bisnis Menggunakan voice mail dan video conferencing pada jaringan LAN dan WAN. Pada presentasi ditambahkan audio dan klip video. Pada training melalui simulasi, seorang mekanik belajar perbaiki mesin, mengetahui pembuatan baja. Pada database penangkapan gambar oleh kamera video dapat dibuat ID pegawai dan database. Termasuk juga pemasaran, periklanan, demo produk, dll. Area Pendidikan Multimedia pendidikan mengenai ilmu alam / sosial pada laserdisk. Multimedia belajar membaca pada anak-anak 3-8 tahun berhitung, bahasa Inggris. Multimedia pada kedokteran mengenai anatomi tubuh manusia dan mendiagnosa penyakit mata, dll. Di Rumah Tangga Permainan sega / atari dimana mesinnya dapat dihubungkan ke TV. Kumpulan resep masakan untuk ibu-ibu. Foto-foto keluarga dan aktifitas yang dilakukan keluarga direkam pada CD. Di Tempat Umum Kios / terminal stand-alone yang dapat memberi informasi, contoh kios di hotel menyediakan daftar restoran, peta kota, jadwal pesawat, dll. Kios di museum untuk memandu pengunjung dalam suatu pameran, informasi detail mengenai setiap pameran. Pada Virtual Reality Presentasi suatu proyek tata kota yang dilaksanakan misalkan, dapat dilakukan dengan pembuatan model sehingga seolah-olah orang menelusuri jalan, bangunan, taman, dll. Digunakan juga pada aplikasi pariwisata, pelestarian budaya dan sejarah. Misalkan, suatu bangunan yang sudah hancur / tak ada, museum dan yang lain dapat dibuat dengan pemodelan 3D berdasarkan dokumentasi sejarah dari perpustakaan. Pada Teknologi Internet Berbagai macam aplikasi multimedia dalam internet yang biasa disebut MoIP Multimedia over Internet Protocol seperti chatting, e-learning, videoconference, game, dll. Bila aplikasi di internet menggunakan database, diperlukan script yang dapat mengakses database di server seperti ASP Active Serves Pages, CGI / Perl, PHP dan JSP Java Serves Pages. AUGMENTED REALITY Definisi Augmented reality adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata.[1] Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan.[2][3] Benda-benda maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh pengguna dengan inderanya sendiri. Hal ini membuat realitas tertambah sesuai sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata. Realitas tertambah dapat diaplikasikan untuk semua indera, termasuk pendengaran[4][5], sentuhan, dan penciuman. Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer, industri manufaktur, realitas tertambah juga telah diaplikasikan dalam perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak, seperti pada telepon genggam. Sejarah AR Pada tahun 1957, Seorang laki-laki yang dikenal dengan namaMorton Helig mulai membangun sebuah mesin bernama Sensorama, Mesinini memberikan pengalaman sinematis pada seluruh indra pengguna, Mesinini berbentuk seperti mesin arkade tahun 80an, Mesin ini dapatmenyemburkan angin pada pengguna, menggetarkan kursi yang andaduduki, memainkan suara dan memproyeksikan lingkungan di depan dansisi kepala pengguna dalam sebuah bentuk stereoscopic 3D. Mesin inisangat mengesankan dengan demo film perjalanan disekitar Brooklynnyatetapi mesin ini tidak di jual secara komersial dan sangat mahal membuatfilm tersebut untuk kalangan luas karena mengharuskan Kameramenmembawa tiga kamera sekaligus, walaupun mesin ini lebih terlihat sebagai Virtual Reality tetapi sangat jelas terlihat ada elemen Augmented Reality yang terlibat, dengan dua perangkat yang berada diantara pengguna danlingkungan dan fakta bahwa lingkungan itu adalah lingkungan itu sendiri,Dunia nyata yang dilihat dalam situasi realtimeā bahkan jika direkam. Pada tahun 1966 Professor Ivan Sutherland dari Teknik ElektroHarvard menemukan salah satu perangkat paling penting yang digunakanbaik dalam AR atau ini bernama Head Mounted Display atau HMD untuk ini sangat berat jika digantungkan dikepala Seseorang sehingga perangkat harus ini digantungkan pada langit-lagit Lab, Karena itu alat ini mendapat julukan The Sword of Damocles Karena lahir pada awal jaman teknologi komputer, kemampuan grafisperangkat ini cukup terbatas dan hanya menampilkan wireframe sederhanadari model lingkungan yang demikian alat inimerupakan langkah pertama dalam pembuatan AR. Walau AR sudah ada cukup lama dan dalam bentuk yang berbeda-beda, Ungkapan Augmented Reality seharusnya sudah tercipata olehProfessor Tom Caudell ketika Ia Bekerja di Boeingās Computer Serviceās Adaptive Neural Systems Research and Development Project di Seattle. Dalam pencariannya untuk membantu memudahkan proses manufaktur danrekayasa, perusahaan penerbangan itu Ia mulai mengaplikasikan teknologi Virtual Reality yang akhirny menlahirkan beberapa software complex yang dapat menentukan posisi setiap kabel pada saat proses manufaktur. Iniartinya mekanik tidak harusbertanya atau mencoba mengartikan apa yang Iatemukan di diagram manual. Pada saat yang bersamaan di tahun 1992, dua tim yang lain membuatlangkah besar menuju dunia yang baru ini. LB. Rosenberg menciptakan apayang dikenal sebagai sistem AR pertama yang dapat berfungsi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat yang dikenal sebagai Virtual Fixtures, mesin ini berguna untuk memberi isyarat pada penggunanya sehinggamemudahkan pekerjaannya. Tim kedua yang terdiri dari Steven Feiner, Blair Maclntyre danDoree Seligman yang semuanya sekarang memimpin dibidang AR,menyerahkan hasil penelitian mereka tentang sistem yang mereka sebut KARMA Knowledge-based Augmented Reality for Maintenance Assistance Tim dari Kolombia membuat HMD dengan tracker buatanLogitech. Project ini adalah untuk Mengembangkan grafis 3D dari Gambaruntuk menunjukan bagai mana memuat dan memperbaiki sebuah mesintanpa harus mengacu pada pentujuk. Hasil penelitian ini cukup baik danbanyak dikutip di komunitas sains/ Untuk Membuktikan bahwa AR bukan hanya untuk pekerjaan saja,AR memasuki dunia Seni pada tahun 1994, Julie Martin menjadi orang yangpertama membawa konsep ini ke dunia publik. Dia menciptakan sebuahPameran yang didanai oleh pemerintah di Australia. Acara ini berjudul āDancing in Cyberspaceā di mana penari dan akrobator berinterkasi denganobjek virtual yang di proyeksikan pada ruang yang sama. Sampai pada tahun 1999 AR tetap menjadi mainan para yang berat mahal dan software yang rumit menyebabkan consumertidak pernah bahkan tidak tahu dimana tempat teknologi ini tumbuh. Sejauhini yang dikhawtirkan adalah explorasi kedalam dunia virtual akan itu berubah ketika Hirokazu Kato yang berasal dari Nara Institute of Science and Technology merilis ARToolKit ke komunitas Open Source Untuk pertamakalinnya, alat ini memungkinkan untuk Video CaptureTracking dari dunia nyata untuk berkombinasi dengan interaksi pada objek virtual dan memberikan grafis 3D yang dapat digunakan di berbagaiplatform sistem operasi. Walaupun ponsel pintar pada saat itu belum ditemukan, alat ini yang memungkinkan sebuah perangkat handheldsederhana yang memiliki kamera dan koneksi internet untuk menghasilkanAR. Hampir semua AR yang berbasih flash yang dilihat melalui webbrowser dapat menjadi mungkin dengan ARToolkit. Di tahun 2000 Bruce Thomas dan timnya Wearable Computer Lab diUniversity of South Australia mendemonstrasikan outdoor mobileaugmented reality dengan nama ARQuake, ARQuake adalah game Quakeyang menggunakan lingkungan dunia nyata sebagai tempatnya dan objek virtual sebagai musuhnya, alat ini terdiri dari komputer gendong, gyroscope,GPS sensor, dan Head Mounted Display . alat ini masih dikembangkan danbelum akan dikomersialkan. Tahun 2008 AR dapat digunakan pada ponsel pintar walau belummendekati dengan apa yang seharusnya. Mobilizy adalah salah satu pionirdengan applikasinya yang bernama Wikitude pada ponsel yang berbasihandroid pengguna dapat melihat melalui kamera ponsel mereka augmentasidari daerah dimana kamera itu di kemudian mensupportplatform iPhone dan Symbian dan juga meluncurkan applikasi navigasiyang menggunakan AR applikasi ini bernama Wikitude Drive. SetelahARToolkit diporting ke Adobe Flash, AR akhirnya dapat pakai melaluidesktop browser atau bahkan webcam. Perangkat AR Head Mounted Display Terdapat dua tipe utama perangkat Head-Mounted Display HMD yang digunakan dalam aplikasi realitas tertambah, yaitu opaque HMD dan see-through HMD. Keduanya digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan dan memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Opaque Head-Mounted Display Ketika digunakan di atas satu mata, pengguna harus mengintegrasikan padangan dunia nyata yang diamati melalui mata yang tidak tertutup dengan pencitraan grafis yang diproyeksikan kepada mata yang satunya. Namun, ketika digunakan menutupi kedua mata, pengguna mempersepsikan dunia nyata melalui rekaman yang ditangkap oleh kamera. Sebuah komputer kemudian menggabungkan rekaman atas dunia nyata tersebut dengan pencitraan grafis untuk menciptakan realitas tertambah yang didasarkan pada rekaman. See-Through Head-Mounted Display Tidak seperti penggunaan opaque HMD, see-through HMD menyerap cahaya dari lingkungan luar, sehingga memungkinkan pengguna untuk secara langsung mengamati dunia nyata dengan mata. Selain itu, sebuah sistem cermin yang diletakaan di depan mana pengguna memantulkan cahaya dari pencitraan grafis yang dihasilkan komputer. Pencitraan yang dihasilkan merupakan gabungan optis dari pandangan atas dunia nyata dengan pencitraan grafis. Virtual Retinal Display Virtual retinal displays VRD, atau disebut juga dengan retinal scanning display RSD, memproyeksikan cahaya langsung kepada retina mata pengguna. Tergantung pada intensitas cahaya yang dikeluarkan, VRD dapat menampilkan proyeksi gambar yang penuh dan juga tembus pandang, sehingga pengguna dapat menggabungkan realitas nyata dengan gambar yang diproyeksikan melalui sistem penglihatannya. VRD dapat menampilkan jarak pandang yang lebih luas daripada HMD dengan gambar beresolusi tinggi. Keuntungan lain VRD adalah konstruksinya yang kecil dan ringan. Namun, VRD yang ada kini masih merupakan prototipe yang masih terdapat dalam tahap perkembangan, sehingga masih belum dapat menggantikan HMD yang masih dominan digunakan dalam bidang realitas tertambah. Tampilan Berbasis Layar Apabila gambar rekaman digunakan untuk menangkap keadaan dunia nyata, keadaan realitas tertambah dapat diamati menggunakan opaque HMD atau sistem berbasis layar. Sistem berbasis layar dapat memproyeksikan gambar kepada pengguna menggunakan tabung sinar katode atau dengan layar proyeksi. Dengan keduanya, gambar stereoskopis dapat dihasilkan dengan mengamati pandangan mata kiri dan kanan secara bergiliran melalui sistem yang menutup pandang mata kiri selagi gambar mata kanan ditampilkan, dan sebaliknya. Penerapan AR Kesehatan Bidang ini merupakan salah satu bidang yang paling penting bagi sistem realitas tertambah. Contoh penggunaannya adalah pada pemeriksaan sebelum operasi, seperti CT Scan atau MRI, yang memberikan gambaran kepada ahli bedah mengenai anatomi internal pasien. Dari gambar-gambar ini kemudian pembedahan direncanakan. Realitas tertambah dapat diaplikasikan sehingga tim bedah dapat melihat data CT Scan atau MRI pada pasien saat pembedahan berlangsung. Penggunaan lain adalah untuk pencitraan ultrasonik, di mana teknisi ultrasonik dapat mengamati pencitraan fetus yang terletak di abdomen wanita yang hamil. Hiburan entertainmen Dunia hiburan membutuhkan AR sebagaipenunjang efek-efek yang akan dihasilkan oleh hiburan contoh, ketika sesorang wartawan cuaca memperkirakanramalan cuaca, dia berdiri di depan layar hijau atau biru, kemudiandengan teknologi AR, layar hijau atau biru tersebut berubah menjadigambar animasi tentang cuaca tersebut, sehingga seolah-olah wartawantersebut, masuk ke dalam animasi tersebut. Latihan Militer MilitaryTraining Militer telah menerapkan AR pada latihan tempur contoh, militer menggunakan AR untuk membuat sebuahpermainan perang, dimana prajurit akan masuk kedalam dunia gametersebut, dan seolah-olah seperti melakukan perang sesungguhnya Pelatihan Militer Kalangan militer telah bertahun-tahun menggunakan tampilan dalam kokpit yang menampilkan informasi kepada pilot pada kaca pelindung kokpit atau kaca depan helm penerbangan mereka. Ini merupakan sebuah bentuk tampilan realitas tertambah. SIMNET, sebuah sistem permainan simulasi perang, juga menggunakan teknologi realitas tertambah. Dengan melengkapi anggota militer dengan tampilan kaca depan helm, aktivitas unit lain yang berpartisipasi dapat ditampilkan. Contohnya, seorang tentara yang menggunakan perlengkapan tersebut dapat melihat helikopter yang datang. Dalam peperangan, tampilan medan perang yang nyata dapat digabungkan dengan informasi catatan dan sorotan untuk memperlihatkan unit musuh yang tidak terlihat tanpa perlengkapan ini. Navigasi Telepon Genggam Dalam kurun waktu 1 tahun terakhir ini, telah banyak integrasi Realitas Tertambah yang dimanfaatkan pada telepon genggam. Saat ini ada 3 Sistem Operasi telepon genggam besar yang secara langsung memberikan dukungan terhadap teknologi Realitas Tertambah melalui antarmuka pemrograman aplikasinya masing-masing. Untuk dapat menggunakan kamera sebagai sumber aliran data visual, maka Sistem Operasi tersebut mesti mendukung penggunaan kamera dalam modus pratayang. Realitas Tertambah adalah sebuah presentasi dasar dari aplikasi-aplikasi navigasi. Dengan menggunakan GPS maka aplikasi pada telepon genggam dapat mengetahui keberadaan penggunanya pada setiap waktu. Berbagai macam aplikasi telah menggunakan teknologi Realitas Tertambah dikawinkan dengan lokasi sebagai presentasi untuk menampilkan titik-titik di sekitar dengan radius tertentu. Hal ini memungkinkan pengembang aplikasi untuk membuat fitur pemberian arah dalam bahasa inggrisnya disebut turn-by-turn lalu menampilkan dan atau menyuarakan kepada penggunanya untuk membelokkan arah. Dalam bidang teknologi yang terus berkembang, saat ini kita telah dapat merasakan teknologi augmented reality yang dimana mengubah bidang 2D menjadi 3D. Banyak manfaat yang bisa di dapat dari augmented reality. Diantaranya pada bidang entertainment, pendidikan, kedokteran, militer, dan advertising.
Teknologi Virtual Reality ā Industri teknologi seakan tidak ada habisnya untuk berkembang. Setiap tahun, bahkan setiap bulan kita akan disuguhkan dengan produk-produk baru serta produk yang diperbaharui hingga membuat kita ingin mencobanya. Salah satunya teknologi Virtual Reality, yang disingkat VR. Seorang pilot tidak akan disebut pilot jika dia belum pernah menerbangkan sebuah pesawat. Tentunya dia harus memiliki pengalaman khusus untuk menerbangkan pesawat. Namun untuk menerbangkan sebuah pesawat bukanlah perkara yang mudah, terlebih sangat berbahaya jika terjadi kecelakaan. Hal ini terlalu beresiko. Dengan menggunakan teknologi Virtual Reality, seorang calon pilot kini bisa berlatih menerbangkan pesawat tanpa harus benar-benar terbang. Dia akan merasakan bagaimana sensasi berada di dalam awak kemudi pesawat dan mengemudikan pesawat serta melihat pemandangan dari angkasa. Teknologi Virtual Reality merupakan teknologi berupa perangkat keras yang bisa mensimulasikan sebuah tempat dan peristiwa. Atau lebih tepatnya menghadirkan dunia maya yang dirancang seakan mirip dengan dunia nyata. Dalam bentuknya, teknologi Virtual Reality ini lebih mirip dengan kacamata atau helm, yang disambungkan pada perangkat komputer atau lainnya. Pengguna yang memakai perangkat teknologi Virtual Reality akan merasakan pengalaman baru ketika dia bisa berinteraksi dengan dunia yang dihadirkan. Lebih dari sensasi pengelihatan, teknologi Virtual Reality pun dilengkapi dengan sensor-sensor yang berfungsi untuk menangkap kedipan, lirikan, hingga gerakan kepala dan anggota tubuh lainnya. Sensor ini berupa alat tambahan, semacam alas, sarung tangan, headset, dll. Dengan begitu kita bisa berjalan, menyentuh atau melakukan hal lainnya di dunia maya. Yang perlu digarisbawahi dari teknologi Virtual Reality adalah, pengguna bisa melakukan interaksi dengan dunia maya yang dihadirkan, sehingga membuat pengguna lebih aktif. Hal ini tentunya berbeda dengan teknologi semacamnya seperti film 3D. Baca 5 Inovasi Teknologi Canggih yang Terinspirasi dari Film Sains Untuk menghadirkan sebuah sensasi dunia maya yang terasa nyata, setidaknya teknologi Virtual Reality harus memiliki empat elemen berikut 1. Virtual World Merupakan sebuah dunia virtual yang dirancang untuk dihadirkan kepada penggunanya. 2. Immersion Immersion ini adalah sebuah sensasi yang dapat dirasakan oleh pengguna ketika Virtual World yang berupa dunia maya hadir menyerupai dunia nyata. Sensasi yang dapat dirasakan diantaranya Mental Immersion Merupakan sebuah sensasi dari mental penggunanya ketika āberadaā di dunia maya Physical Immersion Sebuah sensasi yang mensugesti fisik penggunanya terhadap lingkungan yang dihadirkan oleh Virtual Reality Mentally Imersion Sebuah sensasi yang membuat penggunanya asyik dan larut dalam dunia maya yang dihadirkan Virtual Reality 3. Sensory Feedback Dengan sensory Feedback, pengguna teknologi Virtual Reality akan merasakan respon dari dunia maya dalam berbagai sensor yang disampaikan menggunakan perangkat Virtual Reality, baik itu pengeliharan, pendengaran, maupun getaran atau sentuhan 4. Interactivity Sedangkan Interactivity adalah respon yang bisa dilakukan pengguna terhadap dunia dari Virtual Reality, yang membuatnya bisa berinteraksi secara langsung. Pemanfaatan Teknologi Virtual Reality Sebelum menjadi Virtual Reality, dalam sejarah perkembangannya Virtual Reality menyuguhkan pengguna berperan secara pasif, dimana dia tidak dapat berinteraksi dengan dunia buatan itu dan hanya menerima saja. Sedangkan pada Virtual Reality, pengguna bisa berinteraksi dengan berbagai perlakuan tergantung dari dunia maya macam apa dihadapannya. Seiring perkembangan zaman, selain untuk hiburan, teknologi Virtual Reality digunakan pada fungsinya yang pragmatis. Begitu juga dengan penerapannya dalam berbagai bidang, seperti berikut 1. Game Source image SEGA VR-1 adalah produk pertama SEGA, berupa kacamata Virtual Reality yang diciptakan pada ajang CES 1993. Kacamata VR-1 ini memiliki sensor khusus yang dapat menangkap gerakan kepala penggunanya, serta dilengkapi dengan 3D Polygon Graphic yang menciptakan pandangan 3D dalam game. Sedangkan Nintendo sendiri memproduksi Virtual Boy, yang merupakan console genggam pertama yang terdiri dari proyektor kacamata, tripod, dan gamepad. Virtual Boy ini diciptakan pada tahun 1995, dua tahun berselang sejak SEGA memproduksi SEGA VR-1. Seiring berjalannya waktu, hadirlah babak baru dalam dunia game, dimana penggunaan koneksi internet menjadi andalan yang dapat menjaring banyak penggunanya diberbagai belahan dunia. Dengan media PC, laptop, dan smartphone. Baca Menelusuri Sejarah dan Perkembangan Teknologi Game di Dunia Beberapa produk teknologi Virtual Reality bisa disambungkan pada ketiga perangkat tersebut. dengan begitu, pengalaman bermain game pun semakin seru, dimana pemain disuguhkan langsung dengan realitas game secara 3D. Dan hal ini seolah-olah membuat pemain berada di dalam dunia game, dan menjadi tokoh langsung. Apalagi, teknologi Virtual Reality dewasa ini semakin berkembang dengan dilengkapi beberapa perangkat yang memungkinkan penggunanya bisa menangkap dan memberikan respon dalam sebuah game. Adapun game yang menggunakan teknologi Virtual Reality diantaranya . Noire The VR Case Files, Rez Infinite, Thumper, Hover Junkers, Superhot VR, Chronos, Keep Talking And Nobody Explodes, Star Trek Bridge Crew, Fallout 4 VR, Eve Valkyrie, Elite Dangerous, Assetto Corsa, No Limits 2, The Climb, dll. 2. Transportasi Source image Pada awal perkembangannya, saat terjadi Perang Dunia Ke-2, teknologi Virtual Reality digunakan sebagai alat simulasi untuk seorang pilot, yaitu untuk menerbangkan pesawat. Hal ini didasari dari kesulitan dan resiko-resiko yang bisa terjadi ketika berlatih menerbangkan pesawat. Sebelumnya visi dari teknologi Virtual Reality ini terlihat jelas dari seorang yang bernama Morton Heilig. Awalnya dia menciptakan alat yang bernama Sensorama, yaitu cikal bakal teknologi Virtual Reality yang digunakan di dunia hiburan film. Kejeniuasan Heilig ini membawanya pada sebuah pandangan masa depan, dimana teknologi Virtual Reality kelanjutan dari Sensorama bisa dimanfaatkan menjadi alat simulator untuk mengendarai sebuah kendaraan. Dewasa ini penggunaan simulator yang berbasi Virtual Reality pun semakin banyak dipergunakan. Bahkan banyak juga perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan produk-produk simulator untuk sebagai alat latihan mengendarai kendaraan. Tentunya hal ini didasari akan kebutuhan penggunaan kendaraan yang tidak ada habisnya. Pengguna motor dan mobil contohnya, merupakan dua konsumen yang setiap tahunnya meningkat. Keinginanan untuk mengendarai motor dan mobil dibarengi juga produksi simulator teknologi Virtual Reality sebagai alat untuk pelatihan sebelum menggunakan kendaraan tersebut secara langsung. 3. Militer Source image Bidang militer merupakan salah satu bidang yang tanggap akan kemunculan teknologi Virtual Reality. Tentunya penggunaan teknologi ini untuk pelatihan dalam perang. Namun seperti yang kita ketahui, perang adalah sebuah peristiwa yang selalu dihindari oleh setiap negara, apalagi biaya perang itu tidak lah murah. Terlepas dari hal tersebut, perang juga merupakan peristiwa yang tidak terduga. Maka kesiapan dengan memiliki pasukan miiter yang tangguh adalah menjadi sebuah kewajiban untuk setiap negara. Penggunaan teknologi Virtual Reality dibidang militer bukanlah hal yang baru. Bahkan penggunaan simulator berbasis Virtual Reality pun sudah dimiliki dan digunakan oleh militer diberbagai negara. Selain melatih kecakapan dibidang militer, penggunaan teknologi Reality di bidang militer pun bisa menekan budget pelatihan yang terbilang mahal. Dengan menggunakan teknologi Virtual Reality pengguna akan dihadapkan pada realitas maya yang menyerupai medan perang. Hal ini mengingatkan kita pada sebuah game FPS. Namun bedanya, ini adalah sebuah simulasi, jika orang yang menggunakan simulator ini mati dengan mudah di dunia maya, maka dapat dipastikan bagaimana jika berada di medan perang sungguhan. Selain melatih kecakapan dalam menembak, pengguna juga bisa melatih strategi perang, survival, dll 4. Periklanan Source image Salah satu hal yang menyebabkan sebuah produk bisa laku dipasaran adalah, tepatnya strategi dan media pemasaran yang digunakan. Dulu, tempat untuk berbelanja acuannya hanya toko fisik yang terletak di suatu tempat. Namun dengan munculnya internet, tempat belanja beralih hanya dihadapan mata saja, yaitu lewat layar PC, laptop, maupun smartphone. Namun penjualan ini tidak akan terjadi secara masif jika tidak adanya iklan. Dulu hingga sekarang kita mengetahui bagaimana iklan ditempatkan diberbagai media, diantaranya di televisi, radio, baligo, pamflet, smartphone, dll. Dan dewasa ini dengan kemunculan teknologi Virtual Reality, industri pelayanan iklan ikut serta untuk memasarkan produk-produknya. Pemanfaatan teknologi Virtual Reality tentunya memiliki keunggulan tersendiri ketika mengiklankan sebuah produk. Apalagi teknologi Virtual Reality kini sedang maraknya digunakan untuk mengiklankan tempat-tempat wisata, properti, dan yang lainnya. Bagaimana tidak, dengan menggunakan Virtual Reality kini calon konsumen bisa melihat kesetiap sudut dalam pandangan 360 derajat, seakan tempat tersebut benar-benar nyata dihadapan. Dan inilah yang menjadi pertimbangan bagaimana teknologi Virtual Reality digunakan untuk beriklan. Google sebagai perusahaan teknologi raksasa tak mau ketinggalan dengan teknologi Virtual Reality ini. Baru-baru ini Google mengeluarkan produk layanan iklan yang bernama ADVR. Begitu juga dengan ADVRY yang diciptakan oleh Native Ads. Kesimpulan Meskipun dalam tulisan ini yang tersaji dari pemanfaatan teknologi Virtual Reality hanya empat bidang saja, namun sebenarnya cakupan teknologi Virtual Reality itu sangat luas. Apalagi Youtube pun memiliki Menu Channel khusus yang membahas tentang Virtual Reality, seperti halnya dengan Menu Channel Berita, Game, Musik, YoutubeLive, Olahraga, dll. Bukan tidak mungkin, nantinya kedepan teknologi Virtual Reality akan booming di pasaran dan menjadi salah satu platform pengganti smartphone pada saat sekarng. Apalagi para pengguna teknologi lebih menyukai hal-hal yang bersifat visual
Aplikasi 3D objek dan teknologi virtual reality merupakan salah satu pemanfaatan teknologi multimedia interaktif. Dalam pembuatan aplikasi yang menggunakan objek 3D dan teknologi virtual reality, banyak fitur-fitur yang bisa dimanfaatkan salah satunya dengan memanfaat fitur gyroscope yang terdapat pada smartphone sebagai kegunaan sistem kendali dan interaksi pada aplikasi. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan visualisasi objek 3D pada teknologi virtual reality menggunakan pemanfaatan fitur gyroscope sebagai alat untuk berinteraksi pada aplikasi, 3D objek yang digunakan yaitu bangunan dari perusahaan PT. untuk membantu mengenalkan suatu lingkungan bangunan perusahaan kepada calon investor atau pada calon pegawai baru secara visual. Metode yang digunakan pada penilitan ini adalah metode pengembangan multimedia versi Luther-Sutopo yang melalui beberapa tahap, seperti concept, design, material collecting, assembly, dan distribution. Berdasarkan hasil pengujian aplikasi, dalam tahapan pengujian alpha sudah baik sesuai fungsionalitas, dan pada tahap pengujian beta didapat nilai 81,4% dalam interval āsangat baikā sebagai aplikasi yang layak untuk digunakan pengguna dalam mengenalkan suatu lingkungan bangunan perusahaan secara visual. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free CESS Journal of Computer Engineering System and Science p-ISSN 2502-7131 Vol. 5 No. 2 Juli 2020 e-ISSN 2502-714x 204 PEMANFAATAN TEKNOLOGI VIRTUAL REALITY VR PADA APLIKASI 3D BANGUNAN PERUSAHAAN Andi Nur Rachman1, M. Adi Khairul Anshary2, Ichsan Nurul Hakim3 123Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24, Tasikmalaya ā Jawa Barat 2adikhairul 31570060022 Abstrakā Aplikasi 3D objek dan teknologi virtual reality merupakan salah satu pemanfaatan teknologi multimedia interaktif. Dalam pembuatan aplikasi yang menggunakan objek 3D dan teknologi virtual reality, banyak fitur-fitur yang bisa dimanfaatkan salah satunya dengan memanfaatkan fitur gyroscope yang terdapat pada smartphone sebagai kegunaan sistem kendali dan interaksi pada aplikasi. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan visualisasi objek 3D pada teknologi virtual reality menggunakan pemanfaatan fitur gyroscope sebagai alat untuk berinteraksi pada aplikasi, 3D objek yang digunakan yaitu bangunan dari perusahaan PT. untuk membantu mengenalkan suatu lingkungan bangunan perusahaan kepada calon investor atau pada calon pegawai baru secara visual. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengembangan multimedia versi Luther-Sutopo yang melalui beberapa tahap, seperti concept, design, material collecting, assembly, dan distribution. Berdasarkan hasil pengujian aplikasi, dalam tahapan pengujian alpha sudah baik sesuai fungsionalitas, dan pada tahap pengujian beta didapat nilai 81,4% dalam interval āsangat baikā sebagai aplikasi yang layak untuk digunakan pengguna dalam mengenalkan suatu lingkungan bangunan perusahaan secara visual. Kata Kunciā 3D, Gyroscope, Virtual Reality. Abstractā Application of 3D objects and virtual reality technology is one of the utilization of interactive multimedia technology. In making applications that use 3D objects and virtual reality technology, many features can be utilized, one of which is by utilizing the gyroscope feature found on smartphones as a control system and application interaction. This study aims to utilize 3D object visualization on virtual reality technology using the gyroscope feature as a tool to interact with the application, 3D objects used are buildings of the company PT. to help visually introduce a company building environment to prospective investors or prospective new employees. The method used in this research is the Luther -Sutopo version of multimedia development methods that go through several stages, such as concept, design, material collecting, assembly, and distribution. Based on the results of application testing, the alpha testing stage is good according to functionality, and in the beta testing phase, it is found that the value of in the "very good" interval is a feasible application for users to introduce in a company building environment visually. Keywordsā 3D, Gyroscope, Virtual Reality. I. PENDAHULUAN Gambar 3-dimensi atau biasa disebut dengan 3D, dalam perkembangannya saat ini sudah sangat pesat. Grafik 3D merupakan perkembangan dari grafik 2D yaitu grafik yang berpatokan pada dua titik yang menentukan panjang dan lebar dari suatu objek berkembang menjadi bentuk 3D, yaitu memiliki patokan pada tiga titik yang menentukan panjang, lebar dan tinggi dari suatu objek [1]. Virtual reality merupakan salah satu teknologi yang dimanfaatkan dalam ilmu teknologi informasi menggunakan gambar 3D dalam memvisualisasikan hasil dari gambar 3D. Virtual reality VR adalah teknologi yang memungkinkan seseorang melakukan simulasi terhadap suatu objek nyata dengan menggunakan komputer yang mampu membangkitkan suasana 3D sehingga membuat pengguna seolah terlibat secara fisik [2]. Penelitian yang dilakukan oleh [3], telah mengimplementasikan objek 3D katalog perumahan dengan teknologi virtual reality VR. Pada penelitian tersebut, virtual reality dimanfaatkan dengan menggunakan fitur point tracking yang digunakan untuk mengobservasi setiap sudut ruangan pada objek 3D serta pada hasil aplikasi yang dibuat hanya dapat dijalankan pada perangkat smartphone android Samsung tipe S serta menggunakan alat tambahan Samsung Gear VR sebagai kontrol interaksi dalam aplikasi virtual reality. Point tracking merupakan salah satu fungsi yang digunakan pada aplikasi aplikasi virtual reality, fungsi ini digunakan salah satunya untuk mengobservasi lingkungan aplikasi virtual reality dengan cara CESS Journal of Computer Engineering System and Science p-ISSN 2502-7131 Vol. 5 No. 2 Juli 2020 e-ISSN 2502-714x 205 pengguna mengarahkan pandangan atau sensor pada alat VRgear pada suatu titik atau tombol yang telah dibuat pada aplikasi virtual reality sehingga pengguna bisa berpindah dari satu titik koordinat ke koordinat yang lain pada satu lingkungan virtual reality. Gyroscope adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi rotasi dari suatu perangkat berdasarkan gerakan fisik yang terjadi pada perangkat tersebut. Alat ini bekerja sama dengan accelerometer sensor pengukur pergerakan perangkat sesuai dengan tiga sumbu XYZ atau atas-bawah, kanan-kiri, depan-belakang untuk fitur seperti memiringkan atau memutar ponsel Larashati, Ester, 2017[4]. Berdasarkan hasil penelitian [3], maka dapat dikembangkan pada penelitian yang akan dilakukan dengan memanfaatkan fitur lain pada aplikasi virtual reality seperti fitur point tracking yang bisa diganti dengan fitur gyroscope pada smartphone sebagai kontrol interaksi dalam aplikasi 3D dan hasil aplikasi yang dibuat bisa dijalankan di banyak smartphone android dengan menggunakan alat VRbox. Pada penelitian ini menggunakan objek 3D dari bangunan perusahaan PT. yang juga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memperkenalkan lingkungan gedung perusahaan kepada para calon investor atau kepada calon pegawai perusahaan. Rumusan masalah yang menjadi pokok dalam penelitian ini yaitu 1. Bagaimana cara memvisualisasikan gambar 3D bangunan PT. pada aplikasi virtual reality? 2. Bagaimana cara memanfaatkan fitur gyroscope pada smartphone android dengan aplikasi virtual reality ? 3. Bagaimana cara mengimplementasikan hasil aplikasi virtual reality menggunakan VRbox? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dikemukakan, sebagai berikut 1. Memvisualisasikan gambar 3D bangunan PT. pada aplikasi virtual reality. 2. Dapat memanfaatkan fitur gyroscope pada smartphone dengan aplikasi virtual reality. 3. Mengimplementasikan hasil aplikasi virtual reality menggunakan VRbox. II. METODOLOGI Alur metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kerangka penelitian sebagai berikut Metodologi Penelitian A. Pengumpulan Data Pengumpulan data ini ditujukan untuk mengumpulkan data dan bahan apa saja yang akan mendukung dalam pembuatan aplikasi ini. Teknik yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data diantaranya, yang pertama adalah pengumpulan data dengan observasi, Dari hasil observasi ini didapat informasi yang mendukung berjalan nya penelitian yaitu desain bangunan perusahaan 2D dan 3D, serta file 3D bangunan perusahaan. Yang kedua wawancara, untuk menanyakan kondisi atau permasalahan yang dialami pada perusahaan, dan yang ketiga adalah studi literature yaitu uraian penelitian tentang mengimplementasikan teknologi virtual reality dari sudut pandang teoritis atau keilmuan nya dengan melakukan pencarian berbagai referensi pendukung pelaksana teknis dengan mempelajari artikel-artikel dan jurnal ilmiah nasional maupun internasional tentang virtual reality, kemudian dilakukan pengkajian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya dengan menyesuaikan referensi yang diperoleh untuk sebuah solusi pembuatan sistem. B. Pengembangan system Dalam pengembangan sistem, metode penelitian yang digunakan adalah metode Luther-Sutopo 2003, metode ini terdiri dari Concept, Design, Material Collecting, Assembly, Testing, Distribution. Metode ini dipilih karena dianggap sudah sesuai dengan penelitian yang digunakan dalam proses pembuatan aplikasi pemanfaatan teknologi virtual reality pada objek 3D bangunan perusahaan. C. Hasil Penelitian Hasil Penelitian dari beberapa proses mulai dari pengumpulan data sampai pengembangan sistem yang CESS Journal of Computer Engineering System and Science p-ISSN 2502-7131 Vol. 5 No. 2 Juli 2020 e-ISSN 2502-714x 206 telah dilakukan, kemudian dikelompokkan hingga menghasilkan aplikasi yang sesuai dengan keseluruhan rangkaian metode penelitian. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Concept Konsep utama dari aplikasi ini yaitu memvisualisasikan objek 3D bangunan perusahaan menggunakan teknologi virtual reality dengan memanfaatkan fitur gyroscope pada smartphone. Berikut penjelasan spesifikasi konsep pemuatan aplikasi yang akan dijelaskan pada tabel I. TABEL I DESKRIPSI KONSEP B. Design Tahapan perancangan ini menjelaskan alur proses pada pembuatan aplikasi virtual reality objek 3D bangunan perusahaan, pemodelan ini menggunakan UML Diagram, dan struktur navigasi. UML diagram yang digunakan pada penelitian ini adalah Use Case Diagram, dan Sequence Diagram. Use Case Diagram Sequence Diagram Flow Chart Diagram C. Material Collecting Pada tahapan ini menguraikan apa saja bahan-bahan yang harus tersedia dalam pembuatan aplikasi virtual reality, yaitu sebagai berikut 1. Objek 3D Bangunan Tahapan material collecting pada pengembangan aplikasi VR yaitu objek rumah 3D yang didapat dari PT. dijadikan sebagai lingkungan virtual pada aplikasi. Objek rumah 3D yang sudah dilengkapi dengan tekstur yang membuat tampilannya terlihat lebih nyata, dilanjutkan pada proses pembuatan aplikasi. 2. Data Informasi Pada aplikasi ini terdapat fitur informasi bangunan seperti informasi apa itu dan informasi tentang tempat-tempat yang dijadikan objek informasi pada aplikasi. 3. Data Suara Dalam aplikasi ini terdapat data suara agar dapat menimbulkan interaktifitas yang lebih baik, serta dapat mendukung suasana dalam suatu lingkungan seperti aslinya. 4. Data Gambar Pada aplikasi ini terdapat penggunaan gambar sebagai pendukung dalam membangun konten yang terdapat aplikasi. Data gambar untuk keperluan aplikasi ini diambil sebagian dari perusahaan dan sedikit modifikasi untuk mendukung pembuatan tampilan aplikasi, format ekstensi yang digunakan *.jpg dan *.png. Berikut tabel daftar data gambar yang digunakan pada pembuatan aplikasi. Aplikasi untuk pengenalan lingkungan objek 3D bangunan perusahan PT. dalam visualisasi digital menggunakan teknologi virtual reality. CESS Journal of Computer Engineering System and Science p-ISSN 2502-7131 Vol. 5 No. 2 Juli 2020 e-ISSN 2502-714x 207 Digunakan untuk logo aplikasi yang dibuat dari modifakasi logo perusahaan. Digunakan untuk tombol memunculkan panel informasi pada aplikasi. Digunakan untuk tempat data informasi yang ditampilkan pada aplikasi. Digunakan sebagai panel menu utama pada aplikasi. D. Assembly Tahap assembly menggabungkan material yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah aplikasi berdasarkan rancangan konsep dan desain pada tahap sebelumnya. Berikut hasil dari tahapan assembly Tampilan Halaman Menu Utama Tampilan Halaman Denah Perusahaan Tampilan Menu Informasi E. Testing Tahapan testing ialah Tahap dimana aplikasi memasuki pengujian. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian alpa dan pengujian beta. 1. Alpha Test Pengujian Alpha dilakukan oleh pengembang dengan metode Black-Box Testing. Kesimpulan dari Alpha test bahwa semua fungsi pada aplikasi berjalan dengan baik. 2. Beta Test Pengujian Beta pada tahap ini yaitu, pengambilan data survei dengan cara mengisi kuesioner. Pengujian Beta dilakukan untuk mendapatkan fungsi dengan mempertimbangkan aspek pembelajaran informasi, yaitu VISUALS yaitu visible, interesting, simple, useful, accurate, legitimate, dan structure. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik insidental Kebetulan dimana populasi direncanakan dan samplenya yaitu mahasiswa Informatika Angkatan 2015 Universitas Siliwangi menggunakan rumus slovin. Hasil pengambilan data didapat sebanyak 100 populasi dari Mahasiswa Informatika Universitas Siliwangi dengan margin error 15% menghasilkan 30 sample. Perhitungan untuk kuesioner menggunakan skala likert, dimana setiap pernyataan mempunyai bobot nilai berikut adalah bobot nilai skala likert. TABEL III SKALA LIKERT Untuk mencari persentase dari masing-masing jawaban kuesioner digunakan rumus skala likert sebagai berikut P = šŗšŗššš š°š
ššš x 100% Dimana P adalah Nilai Persentase yang dicari, S adalah Jumlah Frekuensi dikalikan dengan skor total jawaban, Skor Ideal adalah Nilai tertinggi dikali jumlah sample. Sedangkan hasil persentase CESS Journal of Computer Engineering System and Science p-ISSN 2502-7131 Vol. 5 No. 2 Juli 2020 e-ISSN 2502-714x 208 perhitungan kuesioner yang sudah diberikan kepada responden adalah sebagai berikut TABEL IV HASIL PENGUMPULAN DATA DAN PERHITUNGAN VISIBLE TABEL V HASIL PENGUMPULAN DATA DAN PERHITUNGAN INTERISTING TABEL VI HASIL PENGUMPULAN DATA DAN PERHITUNGAN SIMPLE TABEL VII HASIL PENGUMPULAN DATA DAN PERHITUNGAN USEFUL TABEL VIII HASIL PENGUMPULAN DATA DAN PERHITUNGAN ACCURATE TABEL IX HASIL PENGUMPULAN DATA DAN PERHITUNGAN LEGITIMATE TABEL X HASIL PENGUMPULAN DATA DAN PERHITUNGAN STRUCTURE Untuk melakukan perhitungan persentase keseluruhan digunakan rumus sebagai berikut PK = persentase pernyataan sample / persentase keseluruhan Dimana PK adalah Nilai Persentase Keseluruhan yang dicari, persentase pernyataan sample dibagi persentase keseluruhan S. Sedangkan hasil persentase perhitungan persentase keseluruhan kuesioner yang sudah diberikan kepada responden adalah sebagai berikut TABEL XI HASIL PERHITUNGAN VISUALS Rata-rata Persentase Keseluruhan Hasil perhitungan persentase keseluruhan aplikasi virtual tour mendapatkan persentase sebesar 81,4% dan masuk dalam kategori sangat baik. Skala kategori dapat dilihat pada tabel XII. TABEL XII INTERPRETASI SKOR BERDASARKAN INTERVAL F. Distribution Aplikasi yang sudah selesai dibuat kemudian di build berupa file .apk dengan ukuran 96 MB yang nantinya aplikasi dapat dijalankan di smartphone dengan operating system Android. Penyaluran aplikasi CESS Journal of Computer Engineering System and Science p-ISSN 2502-7131 Vol. 5 No. 2 Juli 2020 e-ISSN 2502-714x 209 ini tidak disebar secara umum, aplikasi ini diperuntukkan hanya untuk kebutuhan perusahaan untuk membantu dalam mengenalkan lingkungan bangunan kepada calon investor atau kepada calon pegawai baru perusahaan. Dalam pendistribusian aplikasi selain dari bentuk file .apk, perusahaan diberi E-Manual Book untuk membantu dalam penggunaan aplikasi yang bisa dilihat pada link G. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan dari aplikasi virtual reality objek 3D bangunan perusahaan yang telah dibangun adalah sebagai berikut 1. Navigasi pada aplikasi sangat mudah digunakan karena memanfaatkan fitur gyroscope pada smartphone, sehingga tidak perlu memerlukan controller tambahan. 2. Interface yang disajikan secara userfriendly agar dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna. 3. Informasi yang awalnya berbentuk deskripsi dan disajikan dalam bentuk teks, pada aplikasi ini disajikan dengan menggunakan elemen multimedia gambar dan suara. Sedangkan kekurangan dari aplikasi virtual reality objek 3D bangunan perusahaan yang telah dibangun adalah sebagai berikut 1. Untuk sebagian pengguna yang menderita mabuk kendaraan, saat penggunaan aplikasi ini menimbulkan efek mual dan pusing. Namun sudah menjadi risiko yang akan dihadapi apabila interaksi dengan dunia tiga dimensi memang akan menimbulkan efek pusing. 2. Aplikasi akan terasa berat ketika dijalankan pada smartphone yang memiliki kapasatias memori yang kecil. 3. Interaksi aplikasi dengan pengguna masih hanya sebatas melakukan observasi lingkungan virtual dan melihat informasi yang tertera. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1. Membantu dalam memperkenalkan lingkungan bangunan perusahaan kepada calon investor atau kepada calon pegawai perusahaan secara memvisualisasikan bangunan perusahaan dengan teknologi virtual reality. 2. Telah berhasil merancang dan membangun aplikasi virtual reality objek 3D bangunan perusahaan dengan menggunakan metode pengembangan Luther-Sutopo, serta berhasil memanfaatkan fitur gyroscope pada smartphone sebagai navigasi pada aplikasi sehingga tidak memerlukan controller tambahan untuk menggunakan aplikasi. 3. Pengukuran tingkat keberhasilan aplikasi yang layak digunakan pengguna, dilakukan dengan pengujian Beta yang hasilnya menunjukan presentase 81,4% dalam kriteria āsangat baikā sebagai indikator keberhasilan dibangunnya aplikasi ini. Adapun saran yang dapat dikemukakan agar untuk kedepannya menjadi perbaikan dan pertimbangan adalah sebagai berikut 1. Interkatifitas pada aplikasi lebih diperbanyak sehingga tidak terbatas hanya melakukan observasi saja dan melihat informasi yang tertera. 2. Menyajikan informasi aplikasi kedalam bentuk audio atau animasi bergerak agar lebih atraktif. 3. Produk aplikasi hanya bisa dijalankan pada perangkat android saja, akan menjadi lebih baik apabila dapat di implementasikan ke berbagai OS smartphone lainnya, seperti iOS, dan Windows. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih saya ucapkan kepada orangtua, keluarga, dosen pembimbing serta semua pihak yang telah membantu serta mendoakan kelancaran penelitian. REFERENSI [1] Lengkong, O., Mema, H. P., and Tandayu, Y. E.,ā Aplikasi Denah 3D dan Navigasi Pada Gedung Manado Town Square Menggunakan Game Engine Berbasis Android. Minahasaā, Cogito Smart Journal, Vol . 3, 2017. [2] Wardijono, B., Hendajani, F., and Ramadhani, A.,āPengembangan Model Grafik 3 Dimensi Monumen Nasional Dan Lingkungan Sekitarnya. Jakartaā, Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2015. [3] Ramdani, C. M., Anshary, M. A., Rachman, A. N., and Munggary, L. N., āImplementation of Kampoeng Hijrah Residence Housing Catalog Based on Virtual Realityā, 2nd International Conference of Computer and Informatics Engineering IC2IE, 2019. [4] Larashati, C. P., and Lumba, E., āPengembangan Program Aplikasi Untuk Membantu Menghafal Perkalian Menggunakan Teknologi Virtual Reality Berbasis Android. Jakartaā, Seminar Nasional Sains dan Teknologi Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2019. [5] Bhaskara, S. G., Buana, P. W., and Purnawan, I. K., āPermainan Edukasi Labirin Virtual Reality Dengan Metode Collision Detection Dan Stereoscopicā, LONTAR KOMPUTER, Vol 8, 2017. [6] Binanto, I., Multimedia Digital - Dasar Teori dan Pengembangannya, Yogyakarta, 2010. [7] Kusumaningsih, A., Angkoso, C. V., and Anggraeny, N., āVirtual Reality Museum Sunan Drajat Lamongan Berbasis Rule-Based System Untuk Pembelajaran Sejarahā, Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer JTIIK, 2018. [8] Purnomo, F. A., Pratisto, E. H., and Yasir, R. A., āPembuatan Ruang Pamer 3 Museum Sangiran Menggunakan Teknologi Virtual Reality Berbasis Androidā, Simposium Nasional RAPI XV, 2016. [9] Rambing, X., Tulenan, V., & Najoan, X., āVirtual Reality Berbasis Video 360 Derajat pada Tari-Tarian Adat Suku Minahasaā, E-Journal Teknik Informatika, Vol. 11, 2017. [10] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung, 2012. ... Penulis mengguunakan metode Multimedia Development Life Cycle MDLC. Metode ini diperkenalkan oleh Luther, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Sutopo seperti yang telah dipaparkan pada penelitian mulyani dan andi tentang pengembangan sistem informasi kuliner berbasis andorid [11] [12][13] [14]. Metode ini memiliki 6 tahapan yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing dan distribution. ...Saat ini, kita tengah mengalami pandemi covid 19. Pandemi ini mengakibatkan beberapa kesulitan diberbagai bidang yang salah satunya adalah bidang pendidikan. Hal ini disebabkan adanya peraturan pemerintah yang memberlakukan kegiatan belajar dari rumah. Universitas Semarang menjalankan peraturan pemerintah sampai pandemi dapat teratasi. Hal ini menyebabkan pihak kampus kesulitan ketika akan mengenalkan lingkungan kampus pada mahasiswa baru. Sehingga penerapan teknologi media informasi sangat dibutuhkan. Virtual Tour merupakan perkembangan teknologi pada bidang fotografi. Dengan menggunakan teknologi virtual tour pengguna solah-olah akan berada didunia nyata. Penelitian ini memanfaatkan teknologi tersebut untuk mengenalkan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi virtual tour dengan metode panorama 360°. Metode yang digunakan untuk pengembangan aplikasi adalah metode Multimedia Development Life Cicle MDLC dari Luther-Sutopo. Berdasarkan hasil pengujian aplikasi menggunakan black- box, penulis menyimpulkan bahwa aplikasi dapat digunakan sesuai dengan fungsi yang ada dikesuluran aplikasi. Dengan adanya penerapan teknologi virtual tour di lingkungan Universitas Semarang, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengenalan lingkungan kampus pada mahasiswa baru Universitas Semarang tanpa harus berkumpul atau datang langsung ke Universitas class="Abstrak">Perkembangan peradaban suatu bangsa dapat dilihat melalui museum yang dimilikinya. Dalam hal upaya untuk mencerdaskan masyarakat, museum diwajibkan selalu kreatif dalam menarik minat pengunjung, sehingga tujuan pendirian museum tetap terlaksana. Antusias masyarakat dalam menjelajahi museum saat ini semakin menurun, sehingga museum perlu melakukan inovasi agar tetap mampu menarik minat masyarakat untuk berkunjung. Pada penelitian ini berhasil dibuat aplikasi Virtual Reality Museum Sunan Drajat berbasis Android dalam memudahkan seseorang untuk belajar sejarah yang mampu membawa pengguna ke dalam dunia maya dengan merasakan sensasi nyata mengunjungi museum, dengan menerapkan metode Rule-Based System sebagai desain skenario sistem dalam penjelajahan museum. Diharapkan setelah menggunakan aplikasi ini, museum dapat menarik perhatian masyarakat sehingga kembali tertarik untuk mempelajari sejarah bangsanya. Dari hasil pengujian aplikasi diketahui bahwa responden sangat setuju bahwa aplikasi ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran sejarah. Berdasarkan hasil uji keefektifan aplikasi rata-rata nilai Report Score yang diperoleh pada menu evaluation yaitu 92% yang berarti aplikasi Virtual Reality Museum Sunan Drajat sangat efektif digunakan sebagai pembelajaran sejarah. Abstract Historical journey of the nation's civilization can be seen through their museum. In terms of efforts to educate the public, the museum is always required to be creative in attracting visitors so that the purpose of establishment of the museum is still carried out. The enthusiasm of people in exploring the museum is now declining so that the museum need to innovate in order to remain able to attract the public interest to visit. In this research, the application of Virtual Reality Museum Sunan Drajat based on Android in facilitating someone to learn history that can bring users into the virtual world by feeling the real sensation of visiting the museum, by applying Rule-Based System method as a system scenario design in museum exploration. It is hoped that after using this application, it can attract the public's attention so that it is interested to learn about the history of the nation. From the results of application testing known that of respondents strongly agree that this application can be used as a learning history. Based on the results of test effectiveness of the average application score Report Score obtained on the evaluation menu is 92% which means the application Virtual Reality Museum Sunan Drajat very effectively used as a learning history. virtual reality merupakan salah satu contoh penggunaan multimedia dalam bidang