Sikapyang dapat menghindari suatu pertengkaran adalah. Ulangan harian PAI LK 1 DRAFT. 1st grade. 0 times. 0% average accuracy. 2 hours ago. ilman_iis79_85345. 0. Save. Edit. Sikap yang dapat menghindari suatu pertengkaran adalah. answer choices . perasaan mau menang sendiri.
CaraMenghindari minuman keras adalah sebagai berikut : 1, Mendekatkan diri kepada Allah Swt, dan selalu ingat terhadap tujuan hidup kita. 2. Menjaga diri kita dari hal hal yang sekiranya merusak dan tidak berguna bagi diri sendiri atau orang banyak 3. Dapat membedakan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan . 4.
Tunjukkanlahsikap profesional di lingkungan perusahaan tempat kamu bekerja. Jaga tutur katamu agar tak mengeluarkan kata-kata kasar yang bisa saja menimbulkan pertengkaran. Berusahalah juga untuk menghindari rekan kerja yang hobi bergosip tentang masalah pribadi maupun masalah yang ada di perusahaan.
Budayaadalah istilah yang menunjuk kepada semua aspek simbolik dan yang dapat dipelajari tentang masyarakat manusia, termasuk kepercayaan, seni, moralitas, hukum dan adat istiadat. Dalam masyarakat multikultural konsepnya ialah bahwa di atas pluralisme masyarakat itu hendaknya dibangun suatu rasa kebangsaan bersama tetapi dengan tetap
4sikap ini harus dihindari dalam pertengkaran : Melawan, Lari, Berbohong, dan Menyerah. Dua sikap pertama umunya dilakukan oleh pria sementara dua sikap terakhir dipilih wanita ketika terlibat konflik dengan pasangannya. Keempat sikap ini tidak pernah menyelesaikan masalah, malahan akan memperkeruh masalah dan menimbulkan sakit hati di masa depan.
1Sikap yang dapat menghindari suatu pertengkaran adalah a.Perasaan mau menang sendiri b.Mengungkit ngungkit masalah yang pernah terjadi c.Tidak mau menghargai perbedaan yang ada d.Menjadi orang pemaaf dan sabar e.Mempunyai sifat pendendam Jawabannya adalah d.Menjadi orang pemaaf dan sabar
. Oleh Bambang Supiansyah, Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan BKD Bukan rahasia umum bahwa konflik adalah suatu yang desdruktif / merusak, karena itu sedapat mungkin konflik tersebut harus dihindari, namun fakta menunjukan bahwa dengan adanya konflik dapat memicu banyak kemajuan, inovasi dan kreatifitas, hal ini bila ditinjau dari segi positifnya konflik, tetapi kalau konflik tersebut ditinjau dari segi negatifnya, konflik itu akan memicu suatu kehancuran yang lambat laun akan mengakibatkan salah satu kelompok akan hancur. Dari sini timbul pertanyaan “bagaimana kita menyikapi konflik?”. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut terlebih dahulu kita harus mengenal terlebih dahulu apa definisi dari konflik. Menurut sebagian para ahli konflik adalah perilaku anggota organisasi yang di curahkan untuk beroposisi terhadap anggota lainnya, selain itu ada juga yang mengatakan konflik adalah pertentangan yang terjadi ketika kepentingan salah satu kelompok dihalang-halangi, atau disingkirkan oleh kepentingan kelompok lain. Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya konflik itu adalah adanya dua kelompok yang saling bertentangan baik secara terbuka maupun latent tertutup. Konflik itu kadang-kadang merupakan suatu yang sangat perlu dalam suatu organisasi, tapi konflik yang bagaimana? Tentu saja konflik yang dapat merangsang perubahan dalam organisasi dan dapat menolong organisasi untuk secara terus menerus belajar learning, namun tidak semua konflik akan menciptakan perubahan yang positif. Konflik yang mampu merangsang perubahan hanyalah konflik yang lazim disebut konflik fungsional. Disini seorang leader/manager/pemimpin dituntut agar berperan besar untuk membuat dan membawa kearah konflik yang fungsional bukan membawa kearah konflik yang desdruktif/merusak. Sumber world wide Konflik yang fungsional akan merangsang organisasi menjadi kritis terhadap perubahan-perubahan yang selalu terjadi baik itu dari dalam intern maupun dari luar ekstern dan lebih inovatif serta kreatif, sedangkan konflik yang desdruktif merusak hanya akan merangsang organisasi menjadi kacau balau dan tidak kooporatif. Kalau kita lihat atau kita tinjau dari sudut pandang tradisional konflik itu hanya akan merusak sehingga harus dihindari bahkan sama halnya dengan irasionalitas, kekerasan dan kehancuran. Jika dalam suatu organisasi timbul suatu konflik, maka manajemenlah yang dapat memadamkan konflik, seorang leader/manager/pemimpin/dituntut bertindak baik secara administrasi maupun manajemen. Bagaimana seorang leader/manajer bertindak secara administrasi bisa dilihat dari caranya mengatur dan menjalankan penyelenggaraan apa yang dikehendaki suatu organisasi, sedangkan tindakan manajemen dapat dilihat dari bagaimana cara seorang pemimpin dalam mengendalikan, mengarahkan dan memanfaatkan segala faktor dan sumber daya, baik itu manusia, bahan, peralatan dan lain-lain, yang berdasarkan perencanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan atau mencapai suatu tujuan. Hal ini memang bukan tugas yang mudah, dari sini orang akan melihat bahkan dapat menilai peranan seorang pemimpin khususnya pemimpin hirarki yang berperan sebagai wasit atas pemutus pertentangan dalam organisasi secara efektif. Didalam melaksanakan tugasnya pemimpin yang satu dengan yang lainnya selalu ada perbedaan-perbedaan tertentu. Sikap dan tindak tanduk seorang pemimpin akan terlihat justru dalam caranya melakukan pekerjaan kepemimpinannya leadership seperti misalnya sewaktu dia memberi perintah kepada bawahannya, caranya menegur kesalahan-kesalahan bawahan, caranya memimpin rapat, cara berkomunikasinya, caranya menegakkan disiplin pada para bawahannya, cara merekomendasikan kegiatan yang sifatnya preparation kepada bawahan, dan sebagainya. Terkadang dalam merekomendasikan tugas kepada bawahan tidak sesuai dengan apa sebenarnya tugas pokok dan fungsi bawahan tersebut, sering kita lihat cara seorang pemimpin merekomendasikan suatu tugas pekerjaan, sesuaikah tugas yang diberikan kepada bawahan tersebut, karena jika rekomendasi tugas tersebut terjadi ketidaksesuaian tugas pokok dan fungsi si penerima tugas, hal inilah yang nantinya akan membuat suatu pekerjaan didalam suatu organisasi menjadi kebingungan akan wewenang kelompoknya. Hal seperti ini akan sangat mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin Leader dalam merubah perilaku pengikut atau bawahannya. Belum lagi pendapat atasan yang terkadang beranggapan bahwa staf/pegawai/bawahan itu adalah orang yang pasif, malas, tidak berambisi untuk maju, takut memikul tanggung jawab, baru bekerja setelah ada peringatan dari atasan, pendapat seperti ini sebaiknya ditinjau kembali oleh semua atasan atau pemimpin, karena ada satu pendapat para ahli managemen terutama managemen Sumber Daya Manusia ”Tidak ada satu orang staf pun yang bodoh, tetapi yang bodoh itu adalah manager pengelola SDM nya itu sendiri” , karena jika sumber daya manusia tersebut ditempatkan sesuai dengan kompetensinya atau keahliannya, maka akan terlihatlah kemampuan yang sebenarnya dari orang tersebut. Memang staf atau bawahan memiliki bermacam-macam karakteristik dan kompetensi. Pemimpin harus jeli dalam menilai para bawahan atau staf dalam organisasi, staf atau bawahan itu dalam melaksanakan pekerjaan yang di berikan oleh atasannya memiliki karakteristik seperti yang sering kita lihat dalam suatu organisasi, ada bawahan yang memiliki kemampuan tapi tidak memiliki kemauan untuk bekerja, yang parah lagi ada bawahan yang tidak memiliki kemampuan bahkan dibarengi tidak memiliki kemauan untuk bekerja, ada yang tidak mampu namun juga dibarengi tidak ada kemauan untuk bekerja, tetapi ada juga karyawan itu yang mampu bahkan dibarengi adanya kemauan untuk bekerja. Kesemua itu tergantung pendekatan para pimpinan atau director dalam mengelola sumber daya manusia yang tersedia. Bagaimana menghadapi karakteristik individu dalam organisasi? akan dibahas pada penulisan selanjutnya Dokumen BKD Kabupaten Kotawaringin Timur “salah satu jiwa kebersamaan yang tertanam pada organisasi” Kepemimpinan itu adalah seni dan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam artian seorang pemimpin itu mampu menggunakan kekuasaan secara efektif dan bertanggung jawab, seorang pemimpin mampu memahami manusia, bahwa manusia itu mempunyai perbedaan, kekuatan motivasi dalam waktu yang berbeda dan situasi yang berbeda pula, pemimpin itu mampu menggali inspirasi bawahan, dan pemimpin itu mampu menciptakan dan mengembangkan iklim serta situasi yang kondusif agar bawahan mau memberikan kreativitas dan kemampuan terbaiknya. Menurut pendapat seorang ahli Louis “sumber yang dapat memicu konflik dalam organisasi adalah sebagai berikut Pertama “konlik terjadi karena saling ketergantungan”, dalam menjalankan tugasnya antara unit yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan, sehingga terjadi kompetisi dalam memperebutkan otonomi dan koordinasi. Masing-masing unit akan memperjuangkan otonomi yang lebih besar untuk kepentingan unitnya. Langkah ini akan berbenturan dengan langkah dan keinginan organisasi dalam melakukan koordinasi. Semakin tinggi tingkat koordinasi dalam memperjuangkan otonomi, maka semakin tinggi pula potensi konflik apakah itu antar individu, kelompok maupun antar unit of measurement-unit of measurement dalam organisasi. Kedua “sumber empuk pemicu konflik dalam organisasi lainnya adalah adanya perbedaan dalam menetapkan prioritas dan tujuan”, dimana masing-masing unit pada umumnya hanya memperjuangkan kepentingan dan tujuan dari unitnya masing-masing tanpa memperhatikan tujuan dari unit of measurement lain hal seperti ini hanya akan memicu konflik antar unit dalam organisasi menjadi subur. Ketiga Faktor-faktor birokrasi, terkadang ada kesalahan dalam mendesain birokrasi, kesalahan dalam desain birokrasi dan prosedur ini adalah sumber empuk konflik yang sangat potensial dalam organisasi. Keempat Ukuran kinerja yang tidak sesuai, hal ini masih berkaitan dengan faktor-faktor birokrasi, hanya saja ini menyangkut tatacara melakukan monitoring, evaluasi dan penghargaan yang berbeda antar unit of measurement satu dengan yang lainnya, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kecemburuan social antar unit, dan pemicu konflik ideal. Kelima Memperebutkan sumber daya yang langka, hal ini sangat erat hubungannya dengan ketersediaan sarana-sarana pendukung yang langka sehingga setiap unit of measurement saling berebut pendukung yang langka sehingga setiap unit saling berebut untuk mendukung operasi unitnya masing-masing. Dari uraian di atas kita akan tahu apa yang menyebabkan konflik, dinamika dan peranannya dalam organisasi. Ada pertanyaan kita dapat, bagaimana kita mengendalikan, menguasai dan mengatasi konflik yang berperanan negatif maupun positif tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ada beberapa strategi dalam pengendalian konflik organisasi diantaranya dengan menerapkan strategi sebagai berikut Starategi pertama dengan cara Penghindaran advidance atau penarikan diri, strategi ini meliputi ketidak acuhan umum terhadap sebab-sebab dari konflik dengan membiarkan konflik berlangsung terus menerus pada tingkat bawah, kondisi-kondisi yang terkendali hanya pada bagian tertentu saja, bahkan bisa berupa sebaliknya konflik akan semakin memburuk. Metode yang digunakan diantaranya seolah-olah tidak memperhatikan adanya konflik, dengan cara pemisahan secara fisik dan mengadakan interaksi terbatas. Starategi kedua dengan cara Memecah dan menyebar diffusion, cara ini pemimpin dalam mengambil keputusan harus sedikit bersabar menunggu sampai konflik diantara dua kelompok menjadi berkurang emosionalnya. Strategi ketiga dengan cara Penyesuaian diri accommodation, dalam strategi ini paling tidak salah satu pihak yang terlibat konflik usahakan untuk menempatkan kepentingan pihak lain diatas kepentingan diri atau kelompoknya. Strategi keempat dengan cara mendesain kembali Birokrasi dan reorganisasi, strategi ini mengandalkan otoritas formal dan kepatuhan pada peraturan-peraturan organisasi yang berlaku, personal control pengendalian diri akan diganti dengan hukum birokratik, ada restruktur atau struktur organisasi harus dirancang kembali untuk mengurangi konflik. Strategi kelima dengan cara Perundingan, strategi ini biasanya erat dengan hubungannya dengan sumber-sumber yang ada, sehingga akan menimbulkan persaingan antar kelompok yang berkepentingan dengan hal tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut maka sumber harus ditingkatkan, atau tuntutan dari pihak-pihak yang bersaing harus diturunkan, dengan mengadakan perundingan-perundingan. Strategi keenam dengan Konfrontasi dan kolaborasi, strategi ini sumber konflik dicari, didiskusikan dan bisa ditemukan, dimana ditekankan sekali betapa pentingnya kebersamaan dari kelompok yang konflik. Dari uraian diatas tipe pemimpin yang bagaimana yang bisa mengendalikan konflik baik itu antar individu maupun antar unit/kelompok? untuk itu marilah kita telaah beberapa sifat kepemimpinan warisan tradisional yang perlu atau diperagakan oleh setiap pemimpin yang biasa disebut dengan istilah Hasthabrata. Pandangan ini bertitik tolak dengan sifat-sifat yang ada pada alam diantaranya adalah Pemimpin bisa menjadi Matahari Surya, dalam keseharian kita selalu menikmati sinar surya atau mentari yang bersifat panas, penuh dengan energy, matahari adalah sumber kehidupan. Tanpa matahari maka akan berakhirlah segala bentuk kehidupan, demikian juga dengan pemimpin hendaknya dapat memberi semangat kepada bawahan sehingga suasana menjadi hidup, enerjik dan penuh kreativitas dan dinamika. Seorang pemimpin hendaknya dapat menimbulkan kinerja pada orang yang dipimpinnya. Pemimpin dapat bersifat laksana Bulan Candra, yang mempunyai sifat indah, sejuk, menawan dan mampu menerangi kegelapan. Sebagai seorang pemimpin hendaknya dapat memberikan keteduhan dan ketentraman batin bagi anak buahnya, dapat memecahkan persoalan yang dihadapi bawahannya baik itu persoalan yang dihadapi bawahannya baik itu peroalan dinas maupun pribadi. Dengan demikian seorang pemimpin akan dikagumi oleh anak buahnya. Pemimpin dapat bersifat laksana Bintang kartika, yang merupakan petunjuk bagi mereka yang kehilangan arah, bintang bersifat sebagai pedoman bagi manusia yang memerlukannya. Begitu juga dengan pemimpin hendaknya tingkah laku dan perbuatannya patut diteladani, dapat dijadikan arah bagi tujuan individu, kelompok maupun organisasi. Pemimpin dapat bersifat laksana Angin Bayu, yang memiliki sifat merata, dan dapat mengisi setiap ruang yang kosong. Angin mampu menembus dan masuk kesegala tempat. Pemimpin hendaknya bersifat teliti, cermat dan dapat menyelami segala kehidupan anak buahnya. Pemimpin hendaknya mampu mengumpulkan data yang tepat dan akurat sehingga keputusan yang diambil lebih bijaksana. Pemimpin dapat bersifat laksana Awan Mega, yang memiliki sifat menakutkan. Tetapi apabila awan berubah menjadi hujan, maka akan memberikan kesegaran dan kehidupan, begitulah pemimpin hendaknya dapat bermanfaat bagi anak buahnya. Pemimpin dapat bersifat laksana Api Dahana, yang bersifat tegak dan tidak pandang bulu. Siapa yang mendekat akan hangus terbakar. Begitulah seorang pemimpin hendaknya memiliki suatu prinsip. Kata-kata dapat dipegang, konsekuen dan penuh tanggung jawab atas semua perbuatannya. Ia bersifat adil, tidak pilih kasih, siapa yang salah dihukum dan siapa yang berhasil diberi penghargaan. Artinya Pemimpin hendaknya bersifat tegas. Pemimpin dapat bersifat laksana Lautan Samudra, samudra itu bersifat luas, dapat memuat apa saja bahkan bisa untuk menampung segala benda. Seorang pemimpin hendaknya memiliki pandangan yang luas, sabar, artinya seorang pemimpin itu mampu menampung segala macam persoalan dan mampu mencari penyelesaian. Dan yang terakhir adalah bahwa Pemimpin dapat bersifat laksana Bumi Bantala, bumi bersifat kokoh dan sentosa, dia dapat menghancurkan segala macam barang yang tak berguna menjadi bermanfaat. Artinya Pemimpin hendaknya bersifat luhur dan sentosa budinya, jujur dan mampu memanfaatkan situasi dan kondisi. Demikian sifat-sifat pemimpin yang diharapkan bisa menanggulangi konflik yang ada pada organisasi yang dipimpinnya, mungkin dari tulisan tersebut diatas ada sedikit yang bisa menjadi masukan seorang pemimpin dalam memecahkan suatu masalah dalam kemelut kepemimpinan yang rumit dan yang menuntut tanggung jawab yang penuh untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan individu, kelompok maupun organisasi yang telah ditetapkan. Untuk direnungkan, penulis disini menuliskan satu kalimat bijak, mungkin kata-kata bijak ini bisa untuk menjadi rambu-rambu untuk para pemimpin dalam membuat suatu keputusan dalam mencapai tujuan bersama dalam organisasi . Sumber Penulisan Manajemen SDM Salemba Empat 2006 Kepemimpinan UT 2002 Administrasi Kepegawaian UT 1996 Perilaku Organisasi UT 2002 Psikologi Sosial UT 2000
4 sikap ini harus dihindari dalam pertengkaran Melawan, Lari, Berbohong, dan Menyerah. Dua sikap pertama umunya dilakukan oleh pria sementara dua sikap terakhir dipilih wanita ketika terlibat konflik dengan pasangannya. Keempat sikap ini tidak pernah menyelesaikan masalah, malahan akan memperkeruh masalah dan menimbulkan sakit hati di masa depan. Pertama-tama, saya akan membahas alasan mengapa kita cenderung memilih satu atau beberapa sikap ini ketika terjebak konflik dengan orang lain. Kemudian kita akan membahas dampak negatif keempat sikap ini. MENGAPA BEGITU PENTING MENJADI BENAR ? Mana yang lebih penting bagi anda ? Pasangan anda atau. harga diri anda ? Saya yakin jawabannya adalah hubungan dengan pasangan kita. Itu kalau kita sedang dalam keadaan baik-baik saja. Jawabannya jelas berbeda jika saat ini kita sedang perang dengan pasangan kita. Harga dirilah yang paling penting ! Harga diri adalah soal kebenaran. Yang salah harus mengaku salah dan meminta maaf kepada yang benar ! Yeee ! Sebegitu pentingkah menjadi benar dibandingkan dengan pasangan anda ? Kadang-kadang sih ! He...he..he... Yang pasti, kecenderungan ini bukan salah anda. Ini adalah hukum dunia. Dunia menghargai kemenangan, kebenaran, dan hasil. Dunia menghukum pecundang, kesalahan, dan kegagalan. Karena itulah sejak kecil kita diajar untuk menjadi nomer satu oleh orang tua kita. Ketika nilai-nilai kita bagus, papa memberikan hadiah, ketika nilai kita jelek, mama marah-marah. Dan ketika kita gagal mereka menghukum kita. Entah itu tidak boleh nonton tivi, maen ps, atau dipotong uang sakunya. Kegagalan adalah aib, memalukan, dan pantas dihukum. Memangnya apa salahnya kegagalan ? Thomas Alfa Edison gagal sebanyak 1000 kali sebelum menemukan bola lampu pijar. Donald Trump bangkrut beberapa kali sebelum akhirnya menjadi multimilioner. Soichiro Honda memulainya dengan sepeda yang ditempeli mesin yang menjadi olok-olokan orang sekampungnya sebelum menciptakan sepeda motor sungguhan. Kolonel Sanders menghadapi penolakan ketika menawarkan franchise ayam gorengnya ! Albert Einsten ditakdirkan sebagai orang aneh, idiot, dan bodoh. Hellen Keller buta, Nick Vu..... tidak memiliki tangan ataupun kaki. Semua orang ini dipandang sebagai orang - orang gagal oleh dunia. Mereka raja kegagalan yang harus dihukum, dijauhi, dan disingkirkan dari masyarakat ! Tetapi, tanpa mereka, hidup kita tidak akan pernah senyaman ini. Kita berhutang kepada juara-juara kegagalan ini ! Pelajaran terbaik yang bisa kita pelajari adalah saat kita mengalami kekalahan dan kegagalan. Bukan kesuksesan ! Jadi, mengapa harus stress jika beberapa usaha kita gagal ? Mengapa malu dengan kekalahan ? Mengapa berhenti berusaha ? Sebab dunia tidak mentolelir kegagalan ! Ini salah ! Benar - benar salah ! Dunia, teman-teman kita, orangtua kita, bahkan pasangan kita sendiri boleh mengejek kegagalan kita. Selama anda memahami bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, maka anda tidak akan pernah berhenti hingga tujuan anda tercapai ! Jika kebenaran lebih penting daripada sebuah hubungan, apalagi hubungan suami-istri. Maka anda melewatkan satu-satunya hal yang paling berharga di kehidupan ini ! Seiring bertambah usia, kita akan menyadari tidak ada barang-barang yang kita bawa mati kecuali ingatan-ingatan kita bersama orang-orang yang kita cintai ! Benar itu penting ? JELAS PENTING LAH ! Namun pertimbangkan lagi jika taruhannya adalah hubungan dengan pasangan anda ! 4 SIKAP YANG HARUS DIJAUHI DALAM PERTENGKARAN Pada dasarnya ada empat sikap yang diambil orang agar tidak terluka dalam pertengkaran, yakni Melawan Lari Berbohong Menyerah Masing-masing dari sikap ini menawarkan keuntungan jangka pendek, tapi dalam jangka panjang semuanya tidak produktif. Marilah kita membahas masing - masing sikap ini. MELAWAN. Sikap ini kecenderungan pria. Jika percakapan tidak bersahabat dan tidak mendukung, orang - orang tertentu secara naluri mulai melawan. Mereka segera beralih ke sikap ofensif. Semboyan mereka adalah "pertahanan yang baik adalah serangan." Mereka menyerang dengan menyalahkan, menghakimi, mengecam, dan membuat pasangan tampak keliru. Mereka cenderung berteriak dan marah besar. Motif batin mereka adalah menakut-nakuti pasangan mereka supaya mencintai dan mendukung mereka. Jika pasangannya mundur, mereka menganggap telah menang, tapi sebetulnya mereka kalah. Intimidasi senantiasa memperlemah kepercayaan dalam suatu hubungan. Memaksakan kehendak untuk memperoleh apa yang dikehendaki dengan membuat orang-orang tampak keliru sudah pasti akan menggagalkan sebuah hubungan. Pasangan yang sering bertengkar lambat-laun akan kehilangan kemampuan untuk membuka diri dan lebih berperasaan halus. Wanita melindungi diri dan pria menutup rapat-rapat serta berhenti menyayangi pula. Lamba-laun mereka kehilangan kemesraan apa pun yang mereka miliki pada awalnya. LARI. Sikap ini juga sering dilakukan oleh para laki-laki. Untuk mencegah konfrontasi, mereka mundur ke gua-gua mereka dan tak pernah muncul. Ini mirip perang dingin. Mereka tidak mau berbicara dan tak ada yang diselesaikan. Sikap pasif agresif ini tidak sama dengan beristirahat sejenak dan kemudian kembali untuk berbicara dan memecahkan masalah dengan cara yang lebih penuh kasih sayang. Mereka yang lari ini takut dengan konfrontasi dan lebih suka bersembunyi, tak mau membicarakan yang dapat menimbulkan pertengkaran. Mereka berjalan dengan sangat hati-hati dalam menjalin hubungan. Kaum wanita sering mengeluh bahwa mereka harus sangat hati-hati, tapi kaum pria pun demikian. Tindakan ini begitu dalam tertanam dalam diri pria, sehingga mereka bahkan tidak menyadari betapa sering mereka melakukannya. Daripada bertengkar, pasangan-pasangan tertentu lebih suka mendiamkan perselisihan paham mereka. Mereka mencoba memperoleh apa yang mereka kehendaki dengan menghukum pasangan mereka dengan menahan cinta. Mereka tidak langsung melukai pasangan mereka, seperti serdadu. Sebagai gantinya, mereka melukai secara tak langsung dengan perlahan-lahan merampas cinta yang layak mereka terima. Dengan menahan cinta, pasangan kita tentu makin mengurangi apa yang diberikan pada kita. Keuntungan jangka pendeknya adalah damai dan keselarasan, tapi apabila masalah-masalahnya tidak dibicarakan dan perasaan-perasaan tidak didengarkan, kebencian akan menumpuk. Dalam jangka panjang, mereka kehilangan kontak dengan perasaan cinta dan penuh gairah yang dulu mendekatkan mereka. Biasanya mereka melarikan diri dengan banyak bekerja, makan terlalu banyak, atau kecanduan-kecanduan lain yang mematikan perasaan-perasaan menyakitkan yang tak dapat mereka pecahkan. BERBOHONG. Sikap ini umumnya dilakukan oleh wanita. Agar tidak terluka dalam pertarungan, orang ini berpura-pura tidak ada masalah. Ia pura-pura tersenyum, tampak sangat menyenangkan, dan bahgia. Tapi lama-kelamaan para wanita ini jadi semakin membenci, mereka senantiasa memberi kepada pasangannya tapi tak pernah memperoleh kembali. Kebencian ini menghambat ungkapan cinta secara alami. Mereka takut bersikap jujur mengenai perasaan-perasaan mereka, maka mereka mencoba membuat segalanya "beres, oke-oke, dan baik-baik saja." Kaum pria biasa menggunakan ungkapan-ungkapan ini, tapi bagi mereka artinya sama sekali lain. Bagi pria, ungkapan ini berarti, "ini boleh-boleh saja, sebab aku bisa menghadapinya sendirian" atau "Tak apa, aku tahu apa yang harus kulakukan" atau "Tenang saja, aku yang menanganinya, dan aku tidak membutuhkan bantuan apa pun." Berbeda dengan pria, apabila wanita menggunakan ungkapan-ungkapan ini, ini merupakan isyarat bahwa ia mencoba menghindari suatu pertengakaran atau perselesihan. Agar tidak timbul pertengakaran, wanita kadang membohongi dirinya sendiri, yakin bahwa segalanya oke, baik-baik saja, dan tidak ada apa-apa, padahal sesungguhnya tidak demikian. Ia mengorbankan atau menyangkal keinginan-keinginan, perasaan-perasaan, dan kebutuhan-kebutuhannya untuk mencegah kemungkinan bertengkar. MENYERAH. Sikap ini juga sering dilakukan oleh wanita. Daripada bertengkar, orang ini menyerah. Mereka akan mengaku salah dan memikul tanggungjawab terhadap apa saja yang membuat marah pasangan mereka. Dalam jangka pendek, mereka tampaknya menciptakan hubungan yang amat mendukung dan penuh cinta, tapi pada akhirnya mereka kehilangan diri sendiri. Untuk menyenangkan pasangan mereka, orang-orang ini secara naluri merasakan keinginan - keinginan pasangan mereka, dan kemudian menyesuaikan diri mereka sendiri agar menyenangkan. Akhirnya mereka benci karena menyerahkan diri sendiri demi cinta. Setiap bentuk penolakan sangat menyakitkan, sebab mereka telah menolak diri sendiri dengan begitu hebat. Mereka berusaha mendhindari penolakan dengan cara apa pun dan ingin dicintai oleh semua orang. Dalam proses ini mereka mengorbankan keberadaan mereka. Dalam jangka panjang, sikap ini akan menyebabkan depresi, tertekan, dan matinya rasa cinta yang alami. KESIMPULAN Mungkin andapun mengambil salah satu sikap di atas, atau beberapa sikap sekaligus. Orang umumnya bergerak dari satu sikap ke sikap yang lain. Semua strategi di atas bertujuan untuk melindungi diri kita sendiri agar jangan terluka. Sayangnya, strategi itu tidak berhasil. Yang berhasil adalah mengenali pertengkaran dan berhenti. Luangkan waktu untuk meredakan ketegangan, kemudian datang kembali dan berbicara. Berlatihlah berkomunikasi dengan pengertian serta rasa hormat yang lebih besar terhadap pasangan anda. Lambat-laun anda akan belajar mencegah pertengkaran dan perdebatan. Penyebab Konflik dan Pertengkaran Kenali penyebab konflik anda dan pasangan anda. Dan Selesaikan !
Dalam berbagai jenis hubungan, pertengkaran adalah suatu hal yang wajar terjadi, terlebih hubungan antara pasangan. Walaupun kerap dipandang negatif, pertengkaran sebenarnya dapat memberi pengaruh positif dalam hubungan jika dilakukan dengan cara yang sehat, dari suatu pertengkaran itulah kalian dapat saling mengetahui jalan pikiran dan sifat masing-masing, sekaligus dapat melatih proses pengendalian diri. Nah, agar pertengkaranmu dengan pasangan tidak berlarut-larut hingga mengakibatkan hubungan jadi renggang, berikut ini terdapat lima sikap yang sebaiknya kamu hindari saat bertengkar dengan simak ulasannya berikut ini!1. Hanya berfokus pada keluhan, bukan pada cara penyelesaianilustrasi pasangan berdebat DanilyukKesalahan pertama yang tanpa sadar sering dilakukan oleh banyak orang adalah memandang keluhan pasangan sebagai sebuah serangan. Justru, seharusnya dia bersyukur karena pasangan sudah mau mengutarakan unek-uneknya dengan cara yang lebih bijak menanggapi keluhan pasangan agar tak berbuntut pada pertengkaran yang besar, yaitu dengan melatih diri untuk mencari jalan keluar penyelesaiannya. Sebagai contoh, jika pasangan mengeluhkan kamu yang terlalu sibuk bekerja hingga hanya menyisakan sedikit waktu untuknya, sebaiknya kamu mulai menyusun skala prioritas pekerjaan atau kegiatan kamu. Tujuannya agar kamu bisa memilih mana pekerjaan yang harus segera diselesaikan dan mana pekerjaan yang sekiranya bisa kamu Memberikan reaksi yang berlebihanilustrasi marah dengan pasangan PRODUCTIONKamu pasti sering mendengar kalimat yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Hal ini juga termasuk dengan reaksi yang kamu berikan terhadap persoalan tertentu di dalam suatu saja, saat pasangan baru melakukan suatu kesalahan yang belum pernah dia lakukan sebelumnya, karena kesal kamu menghakiminya dengan mengatakan bahwa dia kerap melakukan kesalahan yang sama secara berulang-ulang. Selain menyakiti perasaannya, tindakan kamu yang seperti ini sangat tidak adil untuk pasangan. Baca Juga 5 Cara Atasi Pertengkaran dengan Pasangan Akibat Masalah yang Sama 3. Tidak mau berusaha mendengarkan pasangan ilustrasi mengabaikan pasangan ArsicSifat egois adalah faktor yang paling utama menyebabkan pertengkaran berlarut-larut. Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh setiap pasangan adalah tidak ada yang mau mengalah untuk mengesampingkan ego, lalu mau saling mendengarkan satu sama lain. Setiap pihak selalu merasa menjadi yang paling saat bertengkar masing-masing dari kalian bersedia untuk saling mendengarkan. Kalian pun jadi bisa mengetahui permasalahan dari sudut pandang yang berbeda. Dengan begitu, kalian bakal cepat memahami akar permasalahan sekaligus semakin mudah mencari Tidak mau mengakui kesalahanilustrasi pasangan bertengkar manusia pasti tidak pernah luput dari kesalahan. Ada saatnya pertengkaran diakibatkan oleh kesalahanmu sendiri, entah disengaja maupun sudah begitu, tidak ada salahnya untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf. Tapi kenyataan, sering kali orang merasa gengsi untuk mengakui kesalahan yang telah mengakui kesalahan itu sudah merupakan hal yang kurang bijak, jangan sampai kamu malah melemparkan kesalahan kepada orang lain, ya!5. Mengakhiri pertengkaran begitu sajailustrasi mengabaikan pasangan ProductionsAlih-alih membahas masalah dengan pasangan, kamu justru lebih memilih mengabaikan dan meninggalkannya begitu saja. Kamu harus tahu bahwa sikap seperti ini sama saja dengan menghindari masalah yang pastinya akan memberikan dampak buruk bagi hubungan jangka panjang. Karena tidak pernah ada penyelesaiannya, masalah yang sama pun akan terus datang menghampiri secara dengan pasangan sering kali dijadikan sebagai ajang penentuan pihak siapa yang kalah dan menang. Padahal, seharusnya pertengkaran itu menjadi alat untuk pendewasaan diri, bukan sebagai agenda kompetisi antara kamu dengan selama ini kamu kerap melakukan sikap-sikap di atas, sebaiknya kamu mulai memperbaikinya sebelum hubungan asmara kalian yang menjadi taruhannya. Semoga bermanfaat! Baca Juga 5 Tanda jika Pertengkaran dalam Hubunganmu Bernilai Positif IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Unduh PDF Unduh PDF Terkadang ada orang-orang di sekolah yang tampak selalu ingin bertengkar. Bahkan, mungkin Anda salah satu orang yang selalu kehilangan kesabaran. Namun, bertengkar secara fisik bukanlah cara yang bagus untuk menyelesaikan masalah. Anda bisa terluka atau menimbulkan masalah. Untungnya, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari pertengkaran di sekolah. 1 Tetaplah tenang. Jika Anda berada pada situasi yang tegang, hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah mencoba meredam situasi tersebut. Untuk mengurangi ketegangan, Anda harus tetap tenang. Jika Anda tetap tenang, orang-orang di sekeliling Anda juga bisa tenang. [1] Tarik napas dalam-dalam. Jika Anda merasa tegang dan ingin bertengkar, berfokuslah pada pernapasan. Tarik napas dan embuskan dengan perlahan. Luangkan waktu untuk berpikir. Jika seseorang mengejek Anda di lorong, impuls Anda mungkin akan terpancing. Alih-alih, Anda harus berhenti. Katakan kepada diri sendiri, “Kalo aku berantem, nanti ada yang terluka dan jadi bermasalah. Sebaiknya aku tetap tenang.” Buat kebiasaan untuk menarik napas dalam-dalam dan berpikir panjang sebelum berbicara atau bertindak. Tindakan Anda mungkin juga bisa menenangkan orang lain. 2 Ubah fokus. Salah satu cara yang baik untuk meredam situasi yang berbahaya adalah mengalihkan perhatian ke hal lain. Contohnya, jika ada yang mendorong Anda di kantin, jangan menanggapinya dengan kekerasan. Alih-alih, temukan cara untuk mengalihkan perhatian.[2] Coba katakan sesuatu seperti, “Eh, belnya udah bunyi, ya? Aku jadi harus mengabaikanmu dan masuk kelas.” Anda juga bisa mengubah fokusnya 180 derajat. Jika ada yang menabrak Anda dengan agresif dalam perjalanan ke kelas, tengok teman Anda dan katakan, “Kamu nonton pertandingan basket kemarin malam, nggak?” Mengubah fokus bisa membantu meredam ketegangan. Dengan berfokus pada hal lain, Anda mengurangi kemungkinan timbulnya pertengkaran. 3 Andalkan humor. Humor bisa meringankan suasana hati semua orang. Jika Anda berada pada situasi yang memungkinkan timbulnya pertengkaran, cobalah katakan sesuatu yang lucu. Menggunakan humor untuk meredamkan ketegangan merupakan cara yang efektif.[3] Jika Anda menunjukkan bahwa Anda cukup santai sampai bisa melontarkan lelucon, orang yang mau mengajak Anda bertengkar mungkin akan mundur. Katakan sesuatu yang lucu untuk meredamkan ketegangan. Jangan buat lelucon yang bisa menyakiti perasaan orang lain. Alih-alih, coba sadari betapa ironis atau lucunya situasi yang Anda hadapi. Mungkin seseorang mencemooh Anda karena Anda belajar saat jam istirahat. Anda bisa sekadar tertawa dan bilang, “Sekarang mungkin membosankan, tapi kalo nanti aku masuk universitas bagus, pasti enak.” 4 Jadilah percaya diri. Jika Anda percaya diri, keinginan untuk bertengkar pun berkurang. Saat merasa percaya diri, Anda akan merasa bahwa Anda bisa menangani situasi yang sulit dengan dewasa, Ada banyak cara untuk membangun kepercayaan diri dan menampilkannya agar terlihat orang lain.[4] Berfokuslah pada kelebihan. Jika seseorang mengejek pakaian Anda, pikirkan saja, “Setidaknya aku jago main bola.” Berlatihlah menangani situasi sulit. Luangkan waktu untuk memikirkan tanggapan yang Anda berikan jika diajak bertengkar. Jika sudah melatih tanggapan, Anda akan merasa lebih percaya diri. Contohnya, Anda bisa berlatih untuk bilang sesuatu seperti, “Aku ada kerjaan lain yang lebih penting daripada berantem.” 5 Atasi hinaan. Tidak semua pertengkaran dalam bentuk fisik. Seseorang mungkin mengajak Anda bertengkar dengan menggunakan perkataan yang menyakiti hati. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi agresi verbal dengan efektif.[5] Salah satu cara untuk mengatasi perisak adalah mengabaikannya. Jika seseorang mengejek Anda, pergi saja dari hadapannya. Taktik lainnya adalah tetap tenang. Cobalah bilang, “Tahu, nggak, nggak ada alasan bagiku untuk teteo ngobrol sama kamu kalo kamu begini terus.” Tunjukkan dengan jelas bahwa Anda tidak mau bertengkar. Jika Anda tidak menanggapi situasinya, kemungkinan besar, situasinya akan mereda sendiri. Iklan 1 Percayai insting Anda. Meredam situasi yang buruk itu penting. Namun, mengambil langkah untuk menghindari situasi yang buruk juga sama pentingnya. Habiskan waktu untuk memikirkan perubahan yang bisa Anda buat agar terhindar dari potensi pertengkaran.[6] Ikuti insting. Jika Anda berada dalam perjalanan pulang dan melihat sekumpulan anak berdiri dipojok, Anda mungkin merasa bahwa akan timbul masalah jika berjalan melewati mereka. Hindari situasi tersebut dengan berjalan pulang melalui rute yang berbeda. Waktu tempuhnya mungkin sedikit lebih lama jika mengubah rute, tetapi Anda juga terhindar dari pertengkaran. Hal yang sama juga berlaku saat Anda berada di sekolah. Jika Anda melihat sekumpulan anak yang tampak mencurigakan, jangan mendekati mereka. Gunakan rute yang berbeda untuk pergi ke kelas. 2 Utamakan keselamatan. Anda bisa terluka jika bertengkar. Karena itulah Anda harus selalu menyadari betapa pentingnya keselamatan. Ada baiknya Anda menyadari hal-hal di sekeliling Anda.[7] Usahakan bepergian dengan teman-teman. Jika memungkinkan, jangan berjalan sendirian pada jam istirahat atau saat pergantian kelas. Kemungkinan perisak mendekati Anda lebih kecil jika Anda bersama dengan orang lain. Anda juga sebaiknya makan siang bersama teman-teman. Jika Anda mengkhawatirkan keselamatan diri, usahakan selalu berada dekat orang dewasa. Di kantin, duduklah di kursi yang dekat dengan orang dewasa. 3 Tetapkan batasan. Anda bisa menunjukkan dengan jelas bahwa murid-murid lainnya harus menghargai ruang pribadi Anda. Menetapkan batasan adalah cara yang baik untuk menghindari perkelahian. Tetapkan batas yang jelas yang tidak boleh dilewati siapa pun.[8] Jika seseorang menabrak Anda, cobalah bilang, “Kamu bisa tolong agak jauhan nggak jalannya?” Katakan dengan tegas dan sopan. Anda mungkin harus keluar ruangan dan seseorang menghalangi Anda. Anda bisa bilang, “Tolong jangan menghalangi.” Dengan menetapkan batasan, Anda menunjukkan dengan jelas bahwa Anda tidak mau bertengkar. Itu pilihan yang lebih baik daripada mendorong orang agar tidak menghalangi Anda. 4 Gunakan suara Anda. Ucapan Anda adalah senjata yang terkuat. Anda bisa menggunakan suara untuk menghindari situasi yang berpotensi bahaya. Contohnya, jika Anda melihat ada yang bertengkar, Anda bisa menggunakan kata-kata untuk meredam situasinya.[9] Cobalah menggunakan logika. Alih-alih terlibat secara fisik, Anda bisa bilang, “Kalian nanti jadi bermasalah kalo bertengkar terus. Aku tahu kalian sama-sama nggak mau diskors dari tim basket.” Anda juga menggunakan ucapan untuk meminta bantuan. Beri tahu orang dewasa bahwa akan terjadi pertengkaran. Itu pilihan yang bisa membantu Anda menghindari bahaya. Usahakan untuk selalu berbicara dengan jelas dan percaya diri. Anda mau orang lain memercayai ucapan Anda. Anda harus sopan. Jangan menggunakan ucapan untuk menyulut masalah.[10] Alih-alih mengolok-olok seseorang, cobalah bilang, “Aku tahu kalian lebih baik daripada ini. Aku rasa kalian nggak mau berantem beneran.” 5 Kelola emosi Anda. Salah satu alasan orang-orang bertengkar adalah mereka membiarkan dirinya terbawa emosi. Pertengkaran biasanya disebabkan rasa marah, stres, dan takut. Belajar mengendalikan emosi bisa menghindarkan diri dari pertengkaran.[11] Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengelola stres. Contohnya, Anda bisa berkonsentrasi pada hal-hal positif dalam hidup. Anda mungkin stres karena salah satu anggota keluarga sedang sakit. Alih-alih berfokus pada hal tersebut di sekolah, luangkan waktu untuk bersyukur karena Anda bisa menghabiskan waktu bersama teman-teman. Ada juga cara yang efektif untuk mengendalikan kemarahan Anda. Contohnya, Anda bisa melatih teknik pernapasan dalam. Hitung sampai lima sembari menarik napas dengan perlahan, lalu hitung lagi sampai lima sembari mengembuskan napas. Bicarakan perasaaan Anda. Jika Anda menghadapi perasaan yang merepotkan, ceritakan kepada teman, orang tua, atau guru. 6 Kendalikan hidup Anda. Semua orang pernah mengalami hari yang melelahkan. Terkadang Anda merasa ingin marah-marah kepada seseorang atau kesabaran Anda sudah mau habis. Ingatlah bahwa Anda bisa memilih cara menangani hari-hari semacam itu.[12] Wajar saja jika Anda mengalami hari yang melelahkan. Namun, Anda bisa mengurangi masa-masa tersebut dengan berfokus pada hal-hal positif yang ada dalam hidup Anda. Jika Anda menyadari bahwa Anda akan mengucapkan sesuatu yang kejam, alihkan pikiran Anda. Cobalah bilang kepada diri sendiri, “Oke, sekarang aku kesal, tapi aku nggak sabar mau main gim nanti.” Mungkin ada yang mengucapkan perkataan yang menyakiti hati Anda di sekolah. Anda bisa menggunakan siasat penanganan yang sama seperti halnya saat Anda diajak bertengkar secara fisik. Rawat tubuh Anda. Pastikan Anda cukup olahraga dan istirahat. Itu akan membantu menstabilkan suasana hati Anda dan membantu Anda menghindari keinginan bertengkar. Iklan 1 Bicaralah dengan orang tua. Murid lainnya mungkin mengajak Anda bertengkar. Atau Anda mungkin ingin bertengkar dengan murid lainnya. Apa pun itu, menghadapi agresi bisa menjadi pengalaman yang amat emosional. Cari orang-orang yang bisa mendukung Anda.[13] Orang tua bisa membantu Anda menangani masalah yang berat. Tanyakan kepada mereka apakah Anda bisa bercerita. Permintaan Anda harus spesifik. Katakan, “Bu, aku boleh nggak cerita tentang masalah rumit yang lagi kuhadapi?” Anda harus terbuka dan jujur. Ceritakan masalah sesungguhnya kepada orang tua. Bekerja samalah untuk menemukan solusi. 2 Minta nasihat dari guru. Para guru merupakan sumber bantuan lainnya. Jika Anda dekat dengan seorang guru, pertimbangkan untuk meminta saran dari guru tersebut. Anda bisa meminta guru tersebut untuk merahasiakan perbincangan kalian.[14] Ceritakan kekhawatiran Anda kepada wali kelas. Contohnya, Anda bisa bilang, “Belakangan aku berdebat terus sama Jason. Takutnya kami jadi berantem beneran.” Anda juga bisa berbicara dengan guru BK. Guru BK sudah terlatih untuk membantu para murid mengatasi situasi yang rumit. Pertimbangkan untuk berbicara dengan seorang guru olahraga atau guru pembimbing ekstrakurikuler apa pun sepulang sekolah. Orang dewasa mana pun yang mengenal Anda dengan baik kemungkinan besar akan bisa membantu Anda menemukan cara untuk menghindari pertengkaran. 3 Habiskan waktu dengan sahabat sejati. Kemungkinan besar Anda disibukkan dengan urusan sekolah, aktivitas luar sekolah, dan pekerjaan rumah. Namun, Anda jangan sampai lupa meluangkan waktu untuk bergaul. Teman juga merupakan sumber bantuan.[15] Teman bisa membuat Anda tertawa. Saat Anda sudah lebih santai, kemungkinan Anda untuk terpancing perkelahian akan lebih rendah. Habiskan waktu dengan orang-orang yang tulus. Anda dan teman-teman seharusnya memperlakukan sesama dengan baik. Kalian juga seharusnya saling berkata jujur. Jika Anda bermasalah dengan teman sekelas, ceritakan kepada teman dekat Anda. Katakan, “Aku takut ini. Kayanya ada yang mau ngajak berantem. Kita bisa duduk bareng nggak pas makan siang minggu depan?” 4 Gunakan sumber daring. Masa-masa SMP dan SMA bisa menimbulkan stres. Saat beranjak dewasa, kita kesulitan untuk menemukan cara positif guna menghadapi perubahan. Namun, ingatlah bahwa selalu ada seseorang yang bisa mendengarkan Anda.[16] Gunakan internet. Ada banyak forum diskusi dan ruang bincang yang didekasikan untuk membantu remaja. Cari situs yang menawarkan nasihat untuk melawan perisakan. Anda bisa belajar menghindari perisak dan tidak menjadi perisak. Pertimbangkan untuk mengunjungi situs semacam Anda bisa berbincang, mengirimkan pesan, berbalas surel, ataupun berbicara di telepon dengan seseorang yang memahami apa yang Anda hadapi.[17] Iklan Kepercayaan diri itu sangat penting. Jangan cemaskan pendapat orang lain yang melihat Anda menolak untuk bertengkar. Minta bantuan jika Anda mengkhawatirkan keselamatan diri. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
Istirahat 30 detik dapat membantu pasangan menekan tombol reset pada perkelahian, kata konselor klinis berlisensi Timothy Warneka. "Berhenti, keluar dari ruangan, dan sambung pembicaraan kembali ketika kedua belah pihak sedikit lebih tenang." Sengan cara ini, Anda berdua akan menemukan diri yang lebih tenang dan mungkin berbicara secara damai. 2. Akui kesalahanmu Melody Brooke, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, mengatakan ada dua hal yang dapat menggagalkan pertengkaran yang intens mengakui apa yang Anda lakukan untuk membuat pasangan Anda tertarik dan mengekspresikan empati terhadap pasangan Anda. Anda harus bertanya kepada pasangan Anda kesalahan apa yang Anda lakukan sehingga mereka bereaksi dengan cara tertentu! Dengarkan baik-baik dan akui jika itu adalah kesalahan Anda. Mengakui kesalahan Anda, dapat mengurangi pertengkaran dan juga membersihkan hati nurani Anda.
sikap yang dapat menghindari suatu pertengkaran adalah